Patitimes.com — Proses perceraian antara aktor Eza Gionino dan istrinya, Meiza Aulia Coritha, kini memasuki babak baru. Dalam sidang mediasi yang digelar di Pengadilan Agama Cibinong, Senin (22/9/2025), kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan penting terkait perceraian, hak asuh anak, dan nafkah anak.
Hal ini disampaikan langsung oleh kuasa hukum Meiza, Rendy Rumapea, yang mengungkap bahwa proses mediasi berjalan dengan lancar dan penuh kesepahaman.
“Alhamdulillah, puji Tuhan semua lancar. Sudah ada sebagian kesepakatan yang dicapai, termasuk sepakat untuk bercerai, hak asuh anak jatuh kepada Mbak Echa, dan juga mengenai nafkah anak,” ujar Rendy kepada awak media usai sidang.
Tiga Kesepakatan Utama Meiza dan Eza Gionino
Rendy menyebutkan bahwa terdapat tiga poin utama yang telah disepakati oleh Eza Gionino dan Meiza Aulia dalam proses mediasi kali ini:
- Kesepakatan untuk bercerai secara baik-baik.
- Hak asuh ketiga anak mereka diserahkan sepenuhnya kepada Meiza.
- Kesepakatan nafkah anak, dengan nilai yang disebut menyentuh angka puluhan juta rupiah.
Kesepakatan ini, menurut Rendy, dibuat untuk mempercepat proses hukum dan menghindari perdebatan lanjutan dalam persidangan berikutnya.
“Persidangan tetap berlanjut, tapi sudah ada bahan yang akan dibawa mediator ke majelis hakim. Jadi enggak akan ada lagi perdebatan yang pelik,” jelasnya.
Hak Asuh Anak di Tangan Meiza, Eza Diberi Akses Penuh
Meski hak asuh ketiga anak mereka jatuh ke tangan Meiza Aulia, pihaknya tetap memberikan akses seluas-luasnya kepada Eza Gionino untuk bertemu dengan buah hatinya.
“Untuk hak asuh memang ada di Mbak Echa, tapi tidak ada batasan waktu atau jadwal ketat bagi Eza untuk bertemu anak-anak. Kami sepakat bahwa anak-anak tetap butuh figur seorang ayah dalam tumbuh kembang mereka,” terang Rendy.
Menurutnya, keputusan tersebut diambil sebagai bentuk komitmen Meiza untuk tetap mengutamakan kepentingan dan psikologis anak-anak, meskipun hubungan rumah tangganya dengan Eza sudah tidak bisa dipertahankan.
Nominal Nafkah Anak Capai Puluhan Juta Rupiah
Terkait kewajiban nafkah anak, Rendy mengungkap bahwa Eza Gionino sepakat untuk memberikan nafkah dalam jumlah yang signifikan. Meski tidak menyebutkan angka pasti, ia menyebut nominal tersebut berada di kisaran puluhan juta rupiah per bulan.
“Puluhan juta, ya. Itu sudah jadi bagian dari kesepakatan dalam mediasi tadi,” ujarnya singkat.
Meiza sendiri memilih untuk tidak banyak memberikan komentar kepada media. Saat ditemui usai sidang, ia hanya menyampaikan harapan agar proses perceraiannya berjalan lancar.
“Maaf ya teman-teman, minta doanya saja,” ujar Meiza singkat sembari berlalu.
Perjalanan Rumah Tangga Eza Gionino dan Meiza Aulia
Gugatan cerai Meiza terhadap Eza Gionino tercatat dalam e-court Pengadilan Agama Cibinong dengan nomor perkara 5672/Pdt.G/2025/PA_CIBINONG. Gugatan ini diajukan setelah tujuh tahun menjalani kehidupan rumah tangga.
Pasangan ini resmi menikah pada 22 Juli 2018 di Grand Galaxy Park, Bekasi. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai tiga anak. Anak pertama lahir pada Juni 2019, anak kedua pada Februari 2021, dan anak ketiga lahir Agustus 2022.
Isu keretakan rumah tangga mereka mulai mencuat di media sosial sejak pertengahan 2025, namun baru dikonfirmasi secara resmi melalui gugatan cerai oleh Meiza pada bulan lalu.
Sidang Cerai Tetap Berlanjut
Meskipun telah ada kesepakatan dalam mediasi, proses sidang perceraian Eza Gionino dan Meiza Aulia tetap akan dilanjutkan sesuai prosedur hukum di Pengadilan Agama. Namun, dengan adanya kesepakatan ini, proses persidangan diprediksi akan berlangsung lebih cepat dan minim konflik.
Rendy menegaskan bahwa kesepakatan ini menunjukkan sikap dewasa dari kedua belah pihak yang ingin menyelesaikan masalah secara baik demi masa depan anak-anak.
“Intinya, keduanya ingin menyelesaikan ini dengan tenang, damai, dan tetap menjalin komunikasi yang baik demi anak-anak,” pungkas Rendy.
Perceraian antara Eza Gionino dan Meiza Aulia kini berada di jalur damai, dengan kesepakatan menyeluruh terkait perceraian, hak asuh anak, dan nafkah. Meski hubungan rumah tangga mereka berakhir, keduanya sepakat untuk tetap mengutamakan kepentingan anak-anak dan menjaga komunikasi yang sehat.
Kesepakatan ini diharapkan menjadi contoh penyelesaian konflik keluarga yang dewasa, tanpa harus memperkeruh suasana atau memperpanjang proses hukum yang melelahkan semua pihak.
markom Patitimes.com
