Pemkot Semarang Terus Upayakan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi

 

Semarang, Patitimes.com – Angka kematian ibu dan bayi di Kota Semarang mengalami penurunan selama tahun 2025. Hal ini sejalan dengan upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Semarang, tercatat jumlah kasus kematian ibu sebanyak 10 kasus hingga pekan ke-37 tahun 2025 dari 14 kasus di tahun 2024. Sementara, angka kematian bayi juga turun menjadi 76 kasus dari 139 kasus tahun lalu.

“Menurunnya angka kematian ibu dan bayi ini patut kita syukuri, tetapi jangan membuat kita lengah,” kata Penjabat Sekretaris Daerah Kota Semarang, Budi Prakosa saat menghadiri Rapat Kerja Kesehatan (Rakerkes) Kota Semarang 2025 pada Selasa (23/9/2025) di Hotel Harris Semarang.

Baca Juga :  Cegah Kebakaran, Wali Kota Semarang Imbau Masyarakat Rutin Cek Keamanan Instalansi Listrik

Ia melanjutkan, penurunan kasus ini harus menjadi motivasi bagi setiap jajaran Pemkot dan pemangku kepentingan lainnya agar kasus kematian ibu dan bayi capai angka nol. Menurutnya, kesehatan masyarakat merupakan salah satu pendorong kemajuan kota.

“Justru ini harus menjadi pemacu agar setiap anak lahir sehat dan setiap ibu selamat. Semua pihak harus bergerak bersama, karena kesehatan bukan hanya tanggung jawab tenaga medis, tetapi juga seluruh masyarakat,” ujarnya.

Pemkot Semarang juga menyoroti permasalahan stunting dan kesehatan anak. Pihaknya berkomitmen untuk memperluas edukasi tentang pentingnya kesehatan anak sejak dalam kandungan untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas.

“Kita ingin memastikan sejak kandungan, balita, hingga anak usia dini mendapat perhatian penuh, karena mereka adalah generasi penerus yang akan membawa Indonesia menuju emas 2045,” jelasnya.

Baca Juga :  Semarang Night Carnival Digelar Esok Hari, Pemkot Semarang Siap Hadirkan Banyak Hiburan

Pemkot saat ini mengembangkan peta risiko kesehatan untuk setiap wilayah. Pendekatan ini memungkinkan identifikasi masalah dan penentuan prioritas, kemudian akan diintervensi sesuai dengan kondisi masyarakat.

Pihaknya juga berkolaborasi dengan sejumlah organisasi di bidang kesehatan, seperti Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), serta Tim AMPSR (Audit Maternal Perinatal Surveilans dan Respon) untuk menekan kasus kematian ibu dan bayi.

Selain itu, penguatan program Blokosuto dengan sembilan kelas tematik, mulai dari pencegahan penyakit menular, peningkatan imunisasi, hingga kesehatan mental dan perilaku hidup bersih.

Ini merupakan program yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang untuk memfasilitasi para kader kesehatan dalam belajar bersama di tingkat lokal dan berbagi pengalaman keberhasilan satu sama lain.

Baca Juga :  Wali Kota Semarang Sambut Hangat Peserta Studi PKA Lemdiklat POLRI

“Urusan kesehatan tidak bisa hanya diserahkan pada Dinas Kesehatan. Kita butuh keterlibatan semua pihak, dari camat, lurah, hingga kader di tingkat RW. Melalui forum ini, kita bisa saling berbagi strategi, memperkuat komunikasi, dan mempercepat replikasi program yang berhasil,” terang Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam.

Harapannya, dengan serangkaian upaya tersebut bisa turut meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kota Semarang, sekaligus menurunkan angka kematian ibu dan bayi. (adv)