Patitimes.com- Macan tutul yang ditemukan di area Hotel Anugerah, Bandung, kini telah tiba di Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga, Sukabumi, setelah melalui perjalanan yang cukup panjang dan penuh perawatan.
Keputusan ini diambil setelah kondisi satwa tersebut dinyatakan membaik usai proses pembiusan yang dilakukan oleh pihak berwenang.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), Agus Arianto, mengonfirmasi bahwa macan tutul tersebut dibawa langsung ke Cikananga pada Selasa, 7 Oktober 2025, setelah keberangkatan dari Hotel Anugerah pada pukul 21.00 WIB, Senin (6/10).
“Pagi ini baru kita titip rawatkan, baru sampai ke lokasinya di Sukabumi,” ujar Agus dalam wawancara dengan kumparan.
Perjalanan yang Hati-hati
Proses evakuasi macan tutul ini dilakukan secara hati-hati dan terencana. Agus menjelaskan bahwa pihaknya memutuskan untuk memastikan kondisi satwa tersebut benar-benar stabil sebelum dilakukan perjalanan lebih lanjut. “Kita biarkan dulu sampai kondisinya fit, baru kita lanjutkan untuk evakuasi. Kita titip rawatkan ke Cikananga,” tambahnya.
Selama perjalanan, tim BBKSDA melakukan pengecekan secara berkala untuk memastikan kesehatan macan tutul tersebut.
Agus menyebutkan bahwa perjalanan menuju Cikananga memakan waktu sekitar 5 hingga 6 jam. “Pokoknya kita juga pelan-pelan bawanya, karena kita kan sebentar-sebentar harus cek, gitu ya, istirahat, cek kondisinya, jalan lagi,” ungkapnya.
Rencana Awal dan Perubahan Lokasi Penampungan
Sebelumnya, macan tutul ini direncanakan akan dibawa terlebih dahulu ke Lembaga Konservasi Lembang Park & Zoo untuk menjalani rehabilitasi sementara sebelum akhirnya dipindahkan ke Cikananga.
“Rencananya memang akan dibawa ke Lembang Park & Zoo untuk rehabilitasi, kemudian akan lanjut ke Cikananga untuk rehabilitasi khusus,” kata Humas BBKSDA, Ery Mildranaya, pada Senin (6/10) lalu.
Namun, setelah evaluasi lebih lanjut, pihak BBKSDA memutuskan untuk langsung membawa macan tutul tersebut ke Cikananga. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan spesifik satwa liar tersebut, yang memerlukan rehabilitasi lebih intensif.
Observasi dan Penanganan Stres Satwa
Macan tutul yang ditemukan di kawasan hotel tersebut, diperkirakan mengalami stres akibat penangkaran dan interaksi manusia yang intens.
Ery Mildranaya menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan observasi lebih lanjut sebelum memulai proses rehabilitasi yang lebih mendalam. “Kami akan lakukan observasi terlebih dahulu karena bagaimanapun ini satwa liar, dia pun akan mengalami stres sama seperti kita,” jelas Ery.
Proses observasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa macan tutul tersebut tidak mengalami trauma lebih lanjut yang dapat mempengaruhi kesehatannya. “Jadi akan diobservasi terlebih dahulu, setelah diobservasi direncanakan sesuai arahan pimpinan, kita akan lakukan rehabilitasi sementara di Cikananga,” lanjutnya.
Penyelamatan Satwa Liar dan Konservasi
Kasus penemuan macan tutul ini merupakan pengingat penting tentang pentingnya upaya penyelamatan satwa liar yang terdampak oleh kegiatan manusia, baik itu melalui perburuan, kerusakan habitat, atau bahkan kebingungan satwa liar yang masuk ke area permukiman atau tempat wisata. Sebagai spesies yang dilindungi, macan tutul harus mendapatkan perlindungan maksimal dan penanganan yang tepat agar bisa bertahan hidup di alam liar.
BBKSDA dan lembaga konservasi lainnya berperan penting dalam memastikan satwa liar ini mendapatkan rehabilitasi yang sesuai dengan kebutuhannya, agar nantinya dapat dikembalikan ke habitat alaminya setelah dinyatakan sehat dan mampu bertahan hidup secara mandiri.
Peran Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga
Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga yang terletak di Sukabumi memiliki peran yang sangat penting dalam rehabilitasi satwa liar yang terluka atau terperangkap di lingkungan manusia.
Pusat ini dikenal memiliki fasilitas yang memadai untuk merawat berbagai satwa liar yang terancam punah atau yang terganggu kesehatannya akibat stres atau trauma.
Cikananga juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan informasi mengenai pentingnya konservasi satwa liar. Selain menangani kasus-kasus seperti macan tutul ini, Cikananga aktif dalam kampanye penyelamatan satwa serta menjaga keseimbangan ekosistem.
Perjalanan macan tutul dari Hotel Anugerah Bandung ke Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga Sukabumi menunjukkan komitmen kuat dari pihak BBKSDA dan lembaga konservasi lainnya dalam menjaga kelangsungan hidup satwa liar.
Penanganan yang hati-hati dan profesional terhadap satwa ini menjadi bukti bahwa pentingnya kesadaran akan konservasi dan perlindungan satwa liar harus terus didorong di berbagai lapisan masyarakat.
Dengan rehabilitasi yang tepat, diharapkan macan tutul tersebut dapat kembali ke alam bebas, hidup di habitatnya yang alami tanpa gangguan manusia. Semoga kejadian ini juga menjadi langkah positif dalam melibatkan masyarakat lebih luas dalam upaya penyelamatan satwa liar Indonesia.
markom Patitimes.com