49 Korban Tewas dalam Tragedi Ambruknya Musala Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo

Patitimes.com — Tragedi ambruknya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, pada Minggu (5/10), semakin memperlihatkan dampak buruknya.

Hingga malam hari, jumlah korban meninggal dunia akibat kejadian tersebut terus meningkat, mencapai angka 49 orang.

Data terbaru yang dihimpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa tim pencari berhasil menemukan tambahan 24 jenazah, yang sebelumnya tertimbun reruntuhan bangunan.

Korban Meninggal Bertambah, Pencarian Terus Dilakukan

Menurut keterangan resmi yang disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, jumlah korban meninggal dunia terus bertambah.

“Hingga Minggu malam, total korban yang meninggal dunia mencapai 49 orang. Selain itu, ditemukan lima potongan tubuh yang akan segera diidentifikasi,” ujar Abdul, dalam keterangan tertulisnya pada Senin (6/10).

Jenazah-jenazah yang ditemukan tersebut, beserta bagian tubuh yang terpisah, sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut.

Tim SAR gabungan kini fokus untuk menemukan 14 orang yang masih hilang, serta melakukan evakuasi terhadap korban yang berhasil selamat.

104 Orang Selamat, Namun 6 Dalam Kondisi Kritis

Dari total 104 orang yang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat, enam di antaranya masih dalam perawatan intensif. “97 orang telah selesai menjalani perawatan, sementara satu orang lainnya memilih pulang ke rumah tanpa perawatan,” jelas Abdul.

Baca Juga :  Pondok Pesantren Besuk Keluarkan Fatwa Haram untuk Sound Horeg, Didukung MUI Jatim

Pihak medis terus memberikan perawatan terbaik bagi korban yang membutuhkan, terutama bagi mereka yang mengalami luka serius akibat kejadian tersebut.

Kesulitan dalam Proses Pembersihan Puing

Proses pencarian dan evakuasi semakin dipersulit oleh kondisi bangunan yang runtuh. Menurut Abdul Muhari, bagian reruntuhan bangunan musala yang terhubung dengan gedung lama di sebelahnya menjadi kendala besar. “Reruntuhan musala terhubung dengan gedung lama yang sudah miring, yang membuat proses pembersihan puing menjadi lebih rumit,” ungkapnya.

Kondisi ini memaksa tim SAR gabungan untuk merumuskan strategi baru agar operasi pencarian dapat dilakukan dengan aman. “Kami tidak bisa gegabah dalam pengambilan keputusan, karena jika gedung lama dipaksakan roboh, maka ini akan menjadi tantangan baru yang lebih berat,” tambah Abdul. Tim SAR harus memastikan bahwa evakuasi dan pembersihan dilakukan secara hati-hati, untuk menghindari jatuhnya korban tambahan.

Pencarian Masih Terus Berlanjut, Fokus pada Evakuasi Jenazah

Meskipun operasi pencarian ini telah memasuki hari ketujuh, tim SAR gabungan memastikan bahwa pencarian korban akan terus dilakukan hingga seluruh jenazah ditemukan.

Baca Juga :  Tim SAR Gabungan Lanjutkan Pencarian Korban Ambruknya Bangunan Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo, 108 Orang Terlibat dalam Proses Evakuasi

Meskipun dalam standar prosedur pencarian, operasi ini memiliki tenggat waktu tujuh hari, pihak tim SAR menyatakan tidak akan berhenti sampai mereka memastikan bahwa tidak ada korban yang tertinggal.

“Sejak hari keempat pasca-kejadian, kami sudah tidak menemukan tanda-tanda kehidupan. Karena itu, fokus kami sekarang adalah mengevakuasi jenazah-jenazah yang tertimbun,” tegas Abdul. Tim SAR telah melibatkan berbagai instansi dan relawan untuk memastikan operasi ini berjalan tanpa kendala.

Rencana Pemotongan Bagian Reruntuhan untuk Keamanan

Untuk menghindari potensi robohnya gedung lama yang berada di sebelah musala, tim SAR berencana untuk memotong bagian-bagian reruntuhan yang terhubung dengan gedung tersebut. Hal ini dilakukan agar bangunan lama tidak ikut ambruk selama proses pencarian dan evakuasi.

“Tim di lapangan terus bekerja maksimal, dan kami juga memantau ketahanan fisik para anggota yang terlibat. Kami tetap berupaya agar operasi SAR dapat berjalan lancar tanpa menimbulkan masalah baru,” ujar Abdul.

Seluruh tim SAR, baik dari TNI, Polri, maupun relawan, bekerja secara bergiliran selama 24 jam untuk memastikan bahwa semua jenazah dapat dievakuasi dengan cepat dan aman.

Baca Juga :  627 Orang Tewas, Iran Umumkan Jumlah Korban Perang 12 Hari Melawan Israel

Dukungan untuk Pemulihan dan Bantuan Bagi Korban

Bencana yang terjadi di Pondok Pesantren Al Khoziny ini telah mengundang perhatian luas. Banyak pihak dari pemerintah daerah, lembaga kemanusiaan, serta masyarakat setempat turut memberikan dukungan kepada para korban dan keluarga yang terdampak. Setelah operasi SAR selesai, pemerintah daerah akan segera fokus pada pemulihan dan bantuan untuk keluarga korban serta renovasi bangunan pesantren yang rusak.

Fokus Pencarian dan Pemulihan

Kejadian ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Sampai saat ini, total korban meninggal dunia telah mencapai 49 orang, dan proses pencarian masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan.

Kendala terkait kondisi bangunan yang terhubung dengan gedung lama menjadi tantangan besar, namun upaya maksimal tetap dilakukan untuk menyelesaikan misi kemanusiaan ini.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan proses pemulihan bisa segera dilakukan setelah operasi SAR selesai. Semoga tragedi ini menjadi pelajaran penting untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap keselamatan bangunan dan fasilitas di masa depan.