Jakarta, Patitimes.com – Sebanyak 1.632 personel kepolisian diterjunkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa besar-besaran yang digelar oleh para pengemudi ojek online (ojol) di kawasan Monas, Jakarta Pusat, pada Senin siang (21/7/2025). Aksi ini diorganisir oleh Garda Indonesia Daerah Khusus Jakarta, sebuah organisasi yang menaungi para driver ojol dari berbagai aplikasi.
Aksi unjuk rasa ini dilakukan sebagai bentuk protes atas kebijakan sejumlah aplikasi transportasi online yang dinilai merugikan mitra pengemudi. Massa ojol menuntut perubahan regulasi dan sistem kemitraan yang dianggap tidak berpihak kepada pengemudi.
1.632 Personel Amankan Demo Ojol di Monas
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, menyatakan bahwa ribuan aparat dikerahkan guna memastikan situasi tetap kondusif selama aksi berlangsung.
“Kami mohon kepada saudara-saudara yang akan berunjuk rasa agar menyampaikan pendapat dengan santun, tidak memprovokasi, dan tidak melawan petugas. Jangan membakar ban atau merusak fasilitas umum,” ujar Susatyo dalam keterangan resminya.
Ia menegaskan bahwa aparat akan bertindak profesional dan humanis dalam mengawal jalannya demonstrasi. Para petugas yang diterjunkan ke lapangan tidak dibekali senjata api, sebagai bentuk pendekatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan seluruh pihak.
Pengalihan Lalu Lintas Bersifat Situasional
Seiring berlangsungnya aksi, pengalihan arus lalu lintas dilakukan secara situasional. Polisi mengimbau kepada masyarakat, khususnya pengguna jalan, untuk menghindari kawasan sekitar Monas demi menghindari kemacetan.
“Pengamanan dilakukan secara humanis dan profesional. Kami hadir untuk memastikan semuanya berjalan aman dan lancar,” tegas Kapolres.
Sejumlah titik akses ke Monas telah dijaga ketat oleh aparat sejak pagi hari, dan beberapa ruas jalan disiapkan untuk ditutup sementara jika massa aksi semakin membeludak.
Tiga Tuntutan Utama Massa Ojol
Dalam aksi damai tersebut, massa dari Garda Indonesia menyampaikan tiga tuntutan utama kepada pemerintah dan perusahaan penyedia layanan transportasi online:
-
Presiden Didesak Terbitkan Perppu Transportasi Online
Massa meminta Presiden Joko Widodo untuk segera menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) terkait transportasi online. Mereka menilai, regulasi yang ada saat ini belum memihak kepada nasib para pengemudi ojol yang berstatus sebagai mitra dan bukan karyawan tetap. -
Hapus Program Grab Hemat, Slot Food, Slot Gosend, dan Aplikasi Goceng
Para pengemudi menuntut dihapusnya program-program yang menurut mereka menurunkan pendapatan, seperti Grab Hemat, Slot Food, Slot Gosend, dan aplikasi Goceng. Program ini dianggap memaksa pengemudi menerima tarif murah yang jauh dari standar layak. -
Potongan Aplikasi Diminta Turun Jadi 10 Persen
Massa juga menuntut agar potongan (fee) dari aplikasi diturunkan menjadi maksimal 10 persen dari tarif perjalanan. Saat ini, potongan yang dikenakan oleh beberapa aplikasi bisa mencapai 20-30 persen, yang dianggap memberatkan mitra pengemudi, terlebih di tengah naiknya biaya hidup dan operasional kendaraan.
Demo Berlangsung Tertib, Namun Polisi Tetap Siaga
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa aksi demo berlangsung tertib, meskipun ratusan driver ojol memadati area sekitar Monas. Mereka membawa spanduk, poster, dan pengeras suara sambil meneriakkan yel-yel tuntutan. Meski suasana sempat memanas saat beberapa orator menyampaikan pidato berapi-api, situasi secara umum masih dalam kendali.
Petugas kepolisian yang ditempatkan di lapangan tetap bersiaga, dengan fokus utama menjaga ketertiban dan menghindari terjadinya gesekan antara massa dan aparat maupun pengguna jalan lainnya.
Pihak Garda Indonesia Serukan Aksi Damai
Ketua Garda Indonesia DKI Jakarta, Dedi Haryanto, menyerukan agar semua anggota tetap menjaga kedamaian selama aksi berlangsung. Ia menegaskan bahwa tuntutan ini merupakan hak konstitusional rakyat untuk menyuarakan pendapat di ruang publik.
“Kami tidak ingin rusuh. Ini aksi damai. Kami ingin pemerintah dan perusahaan aplikasi mendengarkan suara kami. Pengemudi ojol butuh keadilan, bukan hanya target dan potongan tinggi,” ujarnya saat diwawancarai media di lokasi aksi.
Aksi unjuk rasa besar-besaran oleh pengemudi ojek online di Monas, Jakarta Pusat, menjadi sorotan publik pada Senin (21/7). Dengan jumlah korban terdampak kebijakan aplikasi yang terus bertambah, para pengemudi menuntut adanya regulasi baru yang lebih adil.
Tiga tuntutan utama mereka – penerbitan Perppu transportasi online, penghapusan program tarif rendah, dan penurunan potongan aplikasi – menjadi fokus utama aksi. Aparat keamanan dari Polres Jakarta Pusat mengerahkan 1.632 personel untuk mengawal jalannya demonstrasi yang berlangsung dengan relatif tertib.
Pemerintah dan pihak penyedia layanan transportasi online diharapkan dapat merespons aspirasi ini secara serius, demi menciptakan ekosistem kerja yang lebih adil bagi para pengemudi ojol di Indonesia.
markom Patitimes.com