Semarang, Patitimes.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mengapresiasi semua program kedaulatan pangan. Termasuk Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba’alawi Kecamatan Gunung Pati yang tengah mempersiapkan diri sebagai pusat kejuruan pertanian di Kota Semarang.
Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin mengatakan bahwa langkah tersebut menurutnya bisa menjadi upaya mendukung ketahanan pangan.
“Terima kasih atas inisiasinya. Saya percaya ini sebagai langkah strategis pondok pesantren dalam mendukung, memperkuat, sekaligus menyukseskan ketahanan pangan khususnya di Kota Semarang,” ujarnya.
Ia mengaku salit dengan Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba’alawi yang ingin berperan di sektor pertanian melalui pendidikan. Yaitu dengan menghasilkan santri dengan pengetahuan agama yang kuat serta mengajarkan keterampilan pengelolaan sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan.
“Sudah saatnya pondok pesantren tidak hanya berbicara tentang agama atau tentang hubungan interpersonal, tetapi juga harus mulai berbicara pada tataran permasalahan lingkungan, ekologi, dan ketahanan pangan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa ketahanan pangan bisa diwujudkan dengan melakukan diversifikasi pangan lokal berkelanjutan dengan memanfaatkan ketersediaan lahan agar kemandirian pangan terjaga dan menutup keran impor produk pangan.
Semua elemen masyarakat atau komunitas juga perlu dilibatkan dalam membangun jaringan dukungan yang kuat untuk meningkatkan akses pangan maupun menciptakan solusi untuk ketahanan pangan.
“Karena yang kita bangun adalah sebuah sistem dari hulu ke hilir, maka perlu membuka diri dan berkolaborasi dengan banyak komunitas agar program pertanian ini berkelanjutan dan nilai manfaatnya bisa menyebar ke masyarakat yang lebih luas,” jelasnya.
Sistem integrasi pertanian cerdas yang menghubungkan antara pertanian, lingkungan, dan teknologi juga perlu dibangun untuk mendukung ketahanan pangan. Selama ini, sistem pengelolaan pertanian masih bersifat tradisional.
Para santri juga bisa dilatih untuk magang dan belajar teknik agribisnis kepada petani-petani lokal berpengalaman. Sehingga kualitas SDM pertanian bisa meningkat. Mereka lebih memiliki kompetensi keahlian dan wawasan sebagai calon petani masa depan.
“Pemkot Semarang memiliki Urban Farming Corner milik Dinas Pertanian. Lokasi itu bisa dijadikan permodelan, tempat training untuk 400 santri Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba’alawi yang ingin belajar bertani dengan pola sistem manajemen yang lebih modern,” jelasnya.
Ditambahkannya, Pemkot Semarang terus mendorong sejumlah program untuk mendukung Asta Cita Presiden Prabowo terutama di bidang pangan. Pihaknya menekankan pentingnya pengembangan hilirisasi agroindustri untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi. Bahkan, pembangunan infrastruktur pangan mampu membuka peluang kerja serta meningkatkan daya saing pertanian atau produk pangan.
“Sekali lagi, pondok pesantren dapat memainkan perannya dalam pengembangan pertanian terpadu dan berkelanjutan. Untuk itu, ayo kita jadikan pondok pesantren sebagai pusat ketahanan pangan di Kota Semarang,” jelasnya. (*)
Redaksi Patitimes.com