Gagal Bawa China Lolos ke Piala Dunia 2026, Branko Ivankovic Dipecat

Patitimes.com – Federasi Sepak Bola Tiongkok (CFA) secara resmi memecat Branko Ivankovic dari jabatannya sebagai pelatih kepala Timnas China. Keputusan ini diumumkan pada Jumat, 27 Juni 2025, setelah kegagalan Ivankovic membawa China lolos ke Piala Dunia 2026.

Pelatih asal Kroasia itu hanya mampu mengantarkan China finis di peringkat kelima Ronde Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, di bawah tim-tim seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Indonesia. Hasil ini membuat Timnas China kembali absen dari pesta sepak bola terbesar dunia, memperpanjang penantian mereka sejak penampilan perdana dan satu-satunya di Piala Dunia 2002.

Pernyataan Resmi CFA

Dalam pernyataan resminya yang dikutip oleh Reuters, CFA menyampaikan rasa terima kasih atas dedikasi Ivankovic dan tim pelatih selama menangani skuad nasional. Meski hasil yang dicapai jauh dari harapan, asosiasi tetap memberikan penghargaan atas kontribusi yang telah diberikan.

“Asosiasi Sepak Bola Tiongkok mengucapkan terima kasih kepada Branko Ivankovic dan staf kepelatihannya atas upaya penuh dedikasi mereka selama bertugas di tim nasional putra dan kontribusi mereka terhadap sepak bola Tiongkok,” bunyi pernyataan resmi CFA.

“Kami mendoakan yang terbaik bagi Ivankovic dalam pekerjaan dan kehidupannya di masa mendatang,” tutup CFA.

Catatan Buruk Ivankovic: 14 Laga, 4 Kemenangan

Branko Ivankovic resmi ditunjuk sebagai pelatih Timnas China pada Februari 2024, menggantikan Li Tie yang mundur karena hasil buruk. Harapan besar disematkan pada pelatih berusia 70 tahun tersebut, mengingat rekam jejaknya yang pernah membawa Iran tampil di Piala Dunia 2006 dan sukses bersama Persepolis FC.

Namun, hasil di lapangan tak seindah ekspektasi. Dalam 14 pertandingan yang dijalani bersama Timnas China, Ivankovic hanya mampu meraih 4 kemenangan, 2 hasil imbang, dan 8 kekalahan. Salah satu kekalahan yang paling disorot adalah saat China dikalahkan Indonesia pada 5 Juni 2025 lalu.

Kekalahan tersebut menjadi pukulan telak, karena secara langsung menggugurkan peluang China untuk melaju ke putaran selanjutnya dalam kualifikasi. Dengan hanya mengoleksi 9 poin dari 10 pertandingan, China harus puas duduk di posisi lima klasemen akhir Ronde Ketiga.

Kekalahan dari Indonesia Jadi Titik Balik

Pertandingan melawan Indonesia pada 5 Juni menjadi salah satu momen paling menentukan dalam karier Ivankovic di China. Dalam laga yang digelar di Jakarta tersebut, China tumbang dengan skor 2-1, hasil yang membuat posisi mereka di klasemen tak cukup untuk melaju ke fase berikutnya.

Indonesia yang sebelumnya jarang diperhitungkan di Asia, berhasil tampil mengejutkan sepanjang kualifikasi, termasuk mencatat kemenangan atas tim-tim besar seperti Uni Emirat Arab dan China. Dengan hasil tersebut, Indonesia finis di posisi keempat, tepat di atas China, dan berhasil melaju ke babak playoff.

Kegagalan ini dianggap sangat memalukan oleh publik dan media Tiongkok, mengingat investasi besar yang sudah dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas sepak bola nasional, termasuk merekrut pelatih asing berpengalaman.

Tantangan Baru untuk Sepak Bola China

Pemecatan Branko Ivankovic menjadi sinyal bahwa CFA kini mencari arah baru dalam membangun kembali Timnas China. Banyak pengamat meyakini bahwa regenerasi pemain dan perbaikan sistem pembinaan usia dini harus menjadi fokus utama, alih-alih hanya bergantung pada pelatih asing.

Analis sepak bola China, Liu Jianhong, mengatakan bahwa permasalahan sepak bola Tiongkok bukan semata pada siapa pelatihnya, tetapi pada sistem dan infrastruktur yang masih belum solid.

“Kita tidak bisa terus mengganti pelatih saat hasil buruk datang. Yang harus dibenahi adalah akar permasalahan: pembinaan pemain muda, kompetisi lokal yang kompetitif, dan semangat nasionalisme di lapangan,” ujarnya dalam wawancara dengan CCTV Sports.

Siapa Pengganti Ivankovic?

Hingga kini, CFA belum mengumumkan secara resmi siapa pengganti Branko Ivankovic. Namun sejumlah nama telah dikaitkan, termasuk pelatih lokal berprestasi di Liga Super China, serta beberapa nama internasional yang sebelumnya pernah menangani tim-tim Asia.

Beberapa rumor menyebutkan bahwa CFA tertarik pada pelatih asal Jepang atau Korea Selatan yang dinilai lebih memahami atmosfer sepak bola Asia Timur. Namun apapun keputusannya, tekanan bagi pelatih baru akan sangat besar, mengingat ekspektasi tinggi publik Tiongkok yang ingin melihat tim nasionalnya kembali tampil di panggung dunia.

Kegagalan Branko Ivankovic membawa Timnas China lolos ke Piala Dunia 2026 menjadi catatan kelam dalam sejarah sepak bola negeri Tirai Bambu. Dengan performa yang tidak memuaskan dan tekanan publik yang besar, keputusan CFA untuk memecat Ivankovic tampaknya tak terhindarkan.

Kini, tantangan baru menanti sepak bola China. Membangun tim yang kompetitif bukan hanya soal mengganti pelatih, tapi membenahi sistem secara menyeluruh. Hanya dengan pendekatan menyeluruh dan konsisten, mimpi China untuk kembali tampil di Piala Dunia bisa menjadi kenyataan.