Semarang, Patitimes.com – Kepemimpinan Wali Kota Semarang dan wakilnya, Agustina-Iswar Aminuddin telah berjalan 100 hari kerjad.
Dalam hal ini, Pemkot Semarang melalui Dinas Perumahan dan Permukiman atau Disperkim telah melaksanakan sejumlah program terkait perumahan, permukiman hingga infrastruktur.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Disperkim Kota Semarang, Yudi Wibowo. Ia menjelaskan Pemkot Semarang menyediakan bantuan rumah baru hingga perbaikan rumah bagi warga yang kurang mampu.
“Ada program pembangunan Rumah Baru, tahun 2025 ini baru 10 rumah. Tapi kami sudah ajukan di Anggaran Perubahan, kemungkinan oleh bu Wali akan tambah 10 rumah baru lagi,” kata Yudi.
Program rumah baru tentu, tambah Yudi, syaratnya datanya masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), termasuk kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), belum mempunyaid rumah.
“Untuk program rumah baru, warga yang masuk dalam DTKS tetapi tidak punya rumah maka bisa mengajukan rumah. Kami akan cek dan upayakan bantu. Cuma nilainya terbatas hanya Rp 40 juta. Misal mereka punya uang dan ingin menambahi, bisa,” imbuh Yudi.
Pembangunan 10 rumah baru berada di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Gunungpati, Mijen dan Genuk.
“Kebanyakan yang tanah di Gunungpati, Mijen dan Genuk. Kalau di kota-kota kan mahal. Ini sangat terbatas,” ujarnya.
“Ke depannya kami akan mengalokasikan pada penghuni Rusun. Agar penghuni Rusun bisa keluar dan menempati rumah barunya. Selanjutnya akan ada yang masuk ke Rusun. Karena memang selalu penuh terus,” jelas dia.
Program RTLH ini bertujuan untuk memperbaiki rumah agar layak dihuni keluarga, dengan bantuan tenaga kerja dan material.
“RTLH tahun ini kami intervensi sekitar 560-an rumah. Di 100 hari kepemimpinan Agustina-Iswar, sudah ada 70 unit hunian RTLH yang sudah kami bantu,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Yudi menyebut pihaknya akan segera menyelesaikan program RTLH agar masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
“Misal setiap kelurahan ada 10 atau lima yang dapat (penerima bantuan RTLH), maka mereka bisa membentuk tim, bisa belanja sendiri, membangun sendiri, tapi harus ambil bahan di toko sekitar RTLH. Kami akan bayar ke toko tempat mereka ambil bahan bangunan. Kemudian kami transfer ke toko langsung dan tukang langsung. Pemilik rumah hanya mengelola saja,” lanjut Yudi.
Terkait dengan pembangunan infrastruktur, Disperkim telah melakukan pembangunan talud, drainase, hingga pengaspalan.
“Kami juga memfokuskan pada lingkungan, dengan intervensi berupa pembangunan saluran, pavingisasi dan pembangunan talud. Kami kan dapat masukan dari dua sisi, yakni dari swakelola dan Pokir,” pungkasnya. (ADV)
Redaksi Patitimes.com