Patitimes.com– Jepang, negara yang dikenal dengan keindahan alamnya, budaya yang kaya, dan teknologi yang maju, adalah salah satu destinasi wisata paling populer di dunia. Bagi para pelancong yang merencanakan perjalanan ke Jepang, memahami perbedaan antara low season dan peak season sangat penting. Memilih waktu yang tepat untuk berkunjung ke Jepang dapat mempengaruhi pengalaman wisata Anda, baik dalam hal biaya, cuaca, maupun keramaian.
Apa Itu Low Season dan Peak Season?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai low season dan peak season di Jepang, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu istilah-istilah tersebut.
-
Peak Season adalah periode puncak kunjungan wisatawan, di mana destinasi wisata ramai dikunjungi, harga tiket pesawat dan akomodasi cenderung lebih mahal, dan atraksi wisata sering kali lebih padat.
-
Low Season, di sisi lain, adalah periode dengan jumlah wisatawan yang lebih sedikit. Pada waktu ini, harga tiket pesawat dan penginapan bisa lebih murah, dan destinasi wisata cenderung lebih sepi, memberi Anda kesempatan untuk menikmati tempat-tempat wisata dengan lebih nyaman.
Kapan Low Season di Jepang?
Low season di Jepang biasanya terjadi pada bulan-bulan di luar liburan utama dan musim puncak wisatawan. Berikut adalah beberapa periode yang dapat dianggap sebagai low season di Jepang:
1. Musim Dingin (Desember – Februari)
Meskipun musim dingin di Jepang bisa sangat dingin, terutama di daerah utara seperti Hokkaido, ini adalah waktu yang relatif sepi untuk wisatawan. Hanya sebagian orang yang datang untuk menikmati kegiatan musim dingin, seperti ski di Hokkaido atau pemandian air panas (onsen). Di kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka, keramaian relatif lebih sedikit, dan Anda bisa menikmati jalan-jalan santai tanpa banyak orang.
Namun, perlu diperhatikan bahwa liburan Tahun Baru (sekitar akhir Desember hingga awal Januari) adalah pengecualian, di mana orang Jepang sering bepergian untuk merayakan Tahun Baru. Oleh karena itu, meskipun ini adalah low season secara umum, minggu pertama Januari tetap menjadi waktu yang ramai.
2. Musim Hujan (Juni – Juli)
Musim hujan di Jepang terjadi sekitar bulan Juni hingga awal Juli. Selama periode ini, sebagian besar wisatawan menghindari Jepang karena hujan yang lebat dan cuaca yang lembap. Meskipun tidak banyak yang memilih waktu ini untuk berlibur, musim hujan tetap menawarkan keindahan tersendiri, terutama bagi mereka yang tertarik dengan keindahan alam yang subur dan hijau selama musim ini. Selain itu, Anda bisa mendapatkan harga tiket pesawat dan akomodasi yang lebih murah pada waktu ini.
3. Musim Gugur Awal (September – November)
Musim gugur di Jepang, meskipun terkenal dengan pemandangan daun berubah warna, memiliki beberapa minggu yang sepi sebelum puncaknya datang pada akhir November. Pada bulan-bulan ini, Anda akan menemukan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan musim semi atau musim panas, meskipun cuaca mulai menjadi lebih nyaman dan daun yang berwarna-warni mulai bermunculan di banyak bagian negara.
Kapan Peak Season di Jepang?
Peak season adalah waktu ketika Jepang penuh dengan wisatawan. Selama periode ini, Anda dapat mengharapkan harga yang lebih tinggi untuk akomodasi dan tiket pesawat, serta keramaian yang lebih banyak di tempat-tempat wisata. Berikut adalah beberapa waktu terbaik untuk mengunjungi Jepang jika Anda ingin menikmati peak season:
1. Musim Semi (Maret – Mei)
Musim semi adalah salah satu peak season paling terkenal di Jepang. Ini adalah waktu ketika bunga sakura (cherry blossoms) mekar, dan orang-orang dari seluruh dunia datang untuk menikmati keindahan bunga sakura yang luar biasa di taman-taman seperti Taman Ueno di Tokyo dan Taman Maruyama di Kyoto. Banyak festival dan acara tradisional juga diadakan selama musim semi, membuatnya menjadi periode puncak bagi wisatawan yang ingin merasakan keindahan Jepang. Namun, karena banyaknya wisatawan yang datang, Anda harus siap dengan harga yang lebih tinggi untuk akomodasi dan tiket pesawat.
2. Musim Panas (Juli – Agustus)
Musim panas di Jepang juga merupakan peak season, meskipun cuacanya sangat panas dan lembap, terutama di Tokyo dan Osaka. Banyak orang Jepang yang mengambil liburan musim panas mereka selama bulan Juli dan Agustus, dan banyak festival besar yang diadakan pada waktu ini, seperti Tanabata dan Obon. Meskipun banyak yang memilih untuk pergi ke pantai atau pegunungan untuk beristirahat dari cuaca panas, musim panas tetap menjadi waktu yang ramai di kota-kota besar. Harga tiket dan akomodasi bisa sangat mahal pada periode ini.
3. Liburan Tahun Baru (Desember – Januari)
Liburan Tahun Baru adalah waktu yang sangat penting di Jepang, dan banyak orang Jepang yang melakukan perjalanan domestik atau mengunjungi keluarga mereka. Oleh karena itu, banyak tempat wisata menjadi sangat ramai, terutama di tempat-tempat suci atau kuil. Meskipun ini bukan waktu yang populer bagi wisatawan internasional, jika Anda merencanakan perjalanan ke Jepang pada waktu ini, Anda harus memesan akomodasi dan tiket pesawat jauh-jauh hari.
markom Patitimes.com