Teror Bom di Sekolah Internasional: Pelaku Minta USD 30 Ribu dalam Bitcoin

Patitimes.com- Pada Selasa (7/10), dua sekolah internasional di wilayah Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang, yaitu Mentari Intercultural School dan Jakarta Nanyang School, menerima ancaman bom yang disertai dengan permintaan uang.

Ancaman ini membuat pihak kepolisian bekerja cepat untuk melakukan penyisiran dan memastikan keselamatan semua pihak.

Beruntung, setelah pemeriksaan dilakukan, pihak berwajib memastikan tidak ditemukan bahan peledak di kedua lokasi tersebut.

Ancaman Bom di Jakarta Nanyang School dan Mentari Intercultural School

Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor Inkiriwang, menyatakan bahwa ancaman pertama diterima oleh Jakarta Nanyang School yang terletak di Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang.

“Pagi hari kami mendapatkan informasi tentang adanya ancaman bom yang dikirim melalui pesan WhatsApp kepada pihak sekolah,” kata Victor dalam keterangan pers yang disampaikan pada hari yang sama.

Pesan tersebut menginformasikan bahwa bom telah diletakkan di area sekolah dan akan meledak dalam waktu 45 menit kecuali pihak sekolah mentransfer sejumlah uang dalam bentuk Bitcoin.

Isi pesan ancaman tersebut berbunyi sebagai berikut:

“A message for EVERYONE. We have bombs in your school. The bombs are set to go off in 45mins. If you do not agree to pay us $30,000 to our bitcoin address below:
17TbLtoK4kojSn4sSogJuZgRzv-Tx1Qi4XT
If you do not send the money! We will blow up the device immediately. Call the POLICE, We will blow up the device at the spot.”

Pesan ini mengancam untuk meledakkan bom yang sudah disiapkan di sekolah jika tidak ada pembayaran sebesar USD 30.000 dalam bentuk Bitcoin. Ancaman yang serius ini segera memicu respons cepat dari pihak kepolisian.

Tindak Lanjut oleh Polisi dan Tim Jihandak

Menanggapi ancaman tersebut, polisi langsung bergerak untuk melakukan penyisiran dan memastikan keamanan di Jakarta Nanyang School.

“Kami dari Polres Tangerang Selatan bersama Polsek Pagedangan langsung mendatangi lokasi, berkoordinasi dengan pihak sekolah, mengamankan area, serta menghubungi tim Jibom Gegana Brimob Polda Metro Jaya,” jelas Kapolres Victor Inkiriwang.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim penjinak bom (Jihandak) dari Polda Metro Jaya, hasilnya nihil. Tidak ditemukan adanya bahan peledak atau bom di sekitar area sekolah.

“Setelah dilakukan sterilisasi, tidak ditemukan benda yang disebutkan dalam ancaman tersebut, baik bom maupun bahan peledak,” tegas Kapolres.

Namun, ancaman tersebut tidak berhenti hanya di Jakarta Nanyang School. Mentari Intercultural School yang terletak di kawasan Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, juga menerima ancaman serupa, namun kali ini melalui email.

Dalam email tersebut, pelaku kembali meminta uang dengan jumlah yang sama, yaitu USD 30.000 dalam bentuk Bitcoin, dan mengancam akan meledakkan bom jika tidak dipenuhi.

“Siangnya kami menerima informasi yang sama, dan saat ini sedang dalam pengecekan lebih lanjut,” ungkap Kapolres Victor.

Modus Operandi Pelaku: WhatsApp dengan Kode Negara Nigeria

Polisi juga mencatat bahwa ancaman bom yang diterima oleh kedua sekolah internasional ini memiliki pola yang hampir sama. Pelaku mengirimkan pesan melalui WhatsApp dengan kode negara +234, yang merupakan kode negara Nigeria. Hal ini menandakan bahwa pelaku kemungkinan besar berasal dari luar negeri, atau setidaknya menggunakan nomor internasional untuk menyebarkan ancaman.

Pesan-pesan yang diterima oleh kedua sekolah ini memiliki kesamaan dalam permintaan uang dan ancaman ledakan. Meskipun ancaman tersebut sangat mengganggu dan menakutkan, hingga saat ini polisi memastikan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan adanya ancaman nyata terhadap keselamatan siswa dan staf di kedua sekolah tersebut.

Pihak Kepolisian Mengimbau Masyarakat Tetap Tenang

Kapolres Tangerang Selatan mengimbau kepada masyarakat, terutama orang tua dan pihak sekolah, untuk tetap tenang dan tidak panik menghadapi kejadian seperti ini. Polisi akan terus bekerja keras untuk memastikan keamanan di lingkungan sekolah dan segera menangani kasus ini dengan serius.

“Kami harap masyarakat tetap waspada namun tidak panik. Kami akan terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap pelaku dari ancaman ini,” tambah Victor.

Polisi juga menjelaskan bahwa meskipun ancaman bom tersebut terbukti hoaks, kasus ini tetap menjadi perhatian serius. Aparat kepolisian akan melanjutkan penyelidikan untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas teror ini.

“Kami akan melakukan pengejaran dan penyelidikan lebih lanjut untuk menemukan siapa pelaku yang mengirimkan ancaman ini dan memastikan mereka dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya,” kata Kapolres Victor.

Keamanan Sekolah dan Edukasi kepada Siswa

Peristiwa ini juga mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan di lingkungan sekolah, terutama sekolah-sekolah internasional yang sering menjadi target teror.

Walaupun tidak ditemukan bahan peledak, kejadian seperti ini menunjukkan perlunya penguatan sistem keamanan dan koordinasi antara pihak sekolah dengan aparat kepolisian.