Pasar Komoditas Bergejolak: Minyak dan Timah Melemah, Batu Bara Meroket

Patitimes.com– Pasar komoditas global kembali menunjukkan volatilitas tinggi pada penutupan perdagangan Kamis (29/5/2025). Beberapa komoditas utama seperti minyak mentah dan timah mengalami tekanan cukup dalam, sementara batu bara, minyak kelapa sawit (CPO), dan nikel justru mencatatkan kenaikan yang signifikan.

Fenomena ini terjadi di tengah sentimen global seperti potensi banjir pasokan, putusan pengadilan AS soal tarif impor, dan ketidakpastian geopolitik. Berikut rangkuman perkembangan harga komoditas global terbaru yang penting untuk dipantau pelaku pasar dan investor.

Harga Minyak Mentah Turun Lebih dari 1 Persen

Harga minyak mentah global mencatat penurunan pada Kamis, dengan Brent turun 1,2% menjadi USD 64,15 per barel, dan West Texas Intermediate (WTI) melemah 1,5% ke level USD 60,94 per barel. Penurunan ini terjadi setelah adanya putusan pengadilan AS yang menyatakan bahwa tarif impor era Donald Trump tidak dapat diberlakukan secara luas.

Di sisi lain, pelaku pasar juga mencermati potensi sanksi baru terhadap Rusia serta rencana OPEC+ menaikkan produksi pada Juli, yang menambah tekanan pada harga minyak. Ketidakpastian ini membuat investor memilih bersikap hati-hati.

Harga Batu Bara Melonjak 4,56 Persen

Sementara itu, harga batu bara menunjukkan performa kuat dengan kenaikan 4,56 persen menjadi USD 105,50 per ton. Kenaikan harga ini didorong oleh risiko terhadap pasokan akibat cuaca buruk di Australia yang menghambat aktivitas ekspor Whitehaven, salah satu produsen utama batu bara.

Namun demikian, dalam jangka panjang, tren penurunan permintaan global masih membayangi. Tahun ini, harga batu bara berjangka telah turun 20 persen karena pergeseran ke energi terbarukan dan melemahnya kebutuhan pemanas global. Di sisi pasokan, Indonesia mencetak rekor produksi 836 juta ton pada 2024, sementara China juga menargetkan peningkatan produksi 1,5 persen tahun ini.

Harga CPO Menguat, Meski Tekanan Pasokan Masih Tinggi

Harga minyak kelapa sawit (CPO) ditutup menguat 0,87 persen menjadi MYR 3.933 per ton. Meski demikian, secara bulanan, CPO masih mengalami penurunan sekitar 13 persen karena stok yang melimpah dan melemahnya permintaan untuk biodiesel di Asia Tenggara.

Produksi CPO di Malaysia terus meningkat, dengan pertumbuhan 3,5 persen selama 20 hari pertama bulan Mei. Namun, ekspektasi kenaikan ekspor antara 1,6 hingga 5,3 persen memberikan harapan terhadap pemulihan permintaan. Sementara itu, penguatan ringgit Malaysia terhadap dolar AS turut memberikan tekanan pada kontrak CPO yang berdenominasi ringgit.

Harga Nikel Naik Hampir 2 Persen

Harga nikel tercatat naik 1,85 persen ke USD 15.375 per ton, ditopang oleh spekulasi bahwa pemangkasan kuota ekspor oleh Indonesia akan memperketat pasokan global. Pemerintah Indonesia dilaporkan memangkas kuota produksi nikel sebesar 120 juta ton, yang secara signifikan bisa memangkas pasokan global hingga 35 persen dari level saat ini.

Meski begitu, pasar tetap berhati-hati karena stok nikel di gudang London Metal Exchange (LME) masih dua kali lipat lebih tinggi dibanding tahun lalu, dan harga nikel masih mendekati level terendah dalam empat tahun terakhir.

Harga Timah Merosot Hampir 3 Persen

Berlawanan arah dengan nikel dan batu bara, harga timah justru mengalami koreksi tajam. Data dari London Metal Exchange menunjukkan harga timah turun 2,92 persen menjadi USD 31.636 per ton.

Namun, secara fundamental, pasar timah memiliki sentimen positif. Produksi timah olahan di China pada April dilaporkan turun lebih dari 8 persen, sementara pasokan global mulai terhambat oleh penangguhan tambang di Myanmar yang baru akan dibuka kembali. Di sisi lain, produsen utama Alphamin Resources di Kongo mulai memulihkan operasionalnya setelah sempat terganggu oleh konflik lokal.

Pasar Komoditas Masih Dipenuhi Ketidakpastian

Perdagangan komoditas global saat ini sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti tarif perdagangan, ketegangan geopolitik, cuaca ekstrem, dan perubahan kebijakan produksi dari negara-negara kunci. Meski beberapa komoditas seperti batu bara dan nikel mengalami penguatan, lainnya seperti minyak mentah dan timah masih menghadapi tekanan besar.

Pelaku pasar diharapkan untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan berita ekonomi global serta kebijakan dari negara-negara produsen utama untuk menentukan langkah investasi yang tepat.