Patitimes.com– Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berlangsung pada 27-29 September 2025 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, berakhir ricuh dan memunculkan dualisme kepemimpinan di tubuh partai berlambang Ka’bah ini.
Kericuhan tersebut menyebabkan tiga kader PPP terluka akibat pukulan dan lemparan kursi dalam insiden yang dipicu oleh persaingan dua kubu, yakni kubu Mardiono dan kubu Agus Suparmanto.
Tiga Kader PPP Terluka dalam Kericuhan Muktamar
Dalam kericuhan yang mewarnai pelaksanaan Muktamar X PPP, tiga kader partai mengalami luka-luka. Dua dari mereka mengalami luka serius, salah satunya sobek di bibir hingga mengenai gigi, sementara korban lainnya menderita luka sobek di pelipis kanan dan retak pada bagian rahang atas.
Insiden ini menjadi gambaran betapa sengitnya persaingan antara dua kubu yang mengklaim kemenangan dalam pemilihan Ketua Umum PPP.
Dualisme Kepemimpinan: Mardiono vs Agus Suparmanto
Muktamar kali ini tidak hanya diwarnai kericuhan fisik, namun juga dualisme kepemimpinan yang berpotensi mengancam soliditas partai. Dua kubu saling klaim menang sebagai Ketua Umum PPP periode 2025-2030.
Kubu Mardiono mengklaim dirinya terpilih secara aklamasi dengan dukungan 28 dari 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP dalam rapat paripurna Muktamar. Sementara kubu Agus Suparmanto mengaku menang secara aklamasi melalui sidang yang berlangsung hingga Minggu dini hari.
Kubu Mardiono Menilai Agus Suparmanto Ilegal
Ketua Bidang Hukum DPP PPP periode 2020-2025, Andi Surya Wijaya, menyatakan penolakan atas klaim kemenangan sepihak kubu Agus Suparmanto. Andi menegaskan bahwa klaim aklamasi tersebut tidak sah secara hukum internal partai dan cacat prosedur karena tidak memenuhi ketentuan Muktamar sebagai forum musyawarah tertinggi.
Menurut Andi, proses perhitungan suara menjadi tidak kuorum karena sebagian pemilik suara sah keluar dari forum, termasuk Mardiono sendiri. Oleh sebab itu, ia menyebut acara syukuran yang digelar kubu Agus adalah ilegal.
“Ya, ilegallah (aklamasi Agus),” ujar Andi saat dihubungi pada Minggu (28/9).
Dukungan Kuat dari DPW Kepri dan Aceh untuk Mardiono
Di sisi lain, kubu Mardiono mendapatkan dukungan kuat dari sejumlah DPW, termasuk DPW Kepulauan Riau dan Aceh. Ketua DPW PPP Kepri, Muhammad Fadhil, menyatakan seluruh peserta muktamar dari Kepri solid mendukung Mardiono sebagai Ketua Umum.
“Kami hari ini pengurus DPW dan DPC se-Kepri hadir di kediaman Pak Mardiono untuk mengucapkan selamat atas terpilihnya beliau secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP 2025-2030,” kata Fadhil.
Demikian pula dengan DPW Aceh yang menegaskan tidak hadir dalam acara tasyakuran kubu Agus Suparmanto dan menyatakan soliditas mereka bersama Mardiono.
Agus Suparmanto Gelar Tasyakuran dan Targetkan PPP Kembali ke Senayan
Meski mendapat penolakan, kubu Agus Suparmanto menggelar acara tasyakuran di Discovery Hotel Ancol pada Minggu (28/9) untuk merayakan klaim kemenangan mereka. Agus dalam pidatonya menyampaikan target utama lima tahun ke depan, yaitu mengembalikan PPP ke panggung nasional dan meraih kembali kursi di DPR RI.
“Tugas sekaligus tantangan menarik yang diamanahkan kepada pimpinan baru PPP periode 2025-2030 adalah bagaimana mengembalikan PPP ke panggung nasional sebagai kekuatan politik Islam. Kembali ke DPR RI adalah prioritas perjuangan paling pertama,” tegas Agus.
Pada pemilu legislatif 2024, PPP gagal melampaui ambang batas parlemen sebesar 4 persen dengan perolehan suara hanya 3,87 persen. Agus optimis dengan kerja keras dan solidaritas kader, PPP akan kembali ke Senayan.
“Yakinlah bahwa PPP akan kembali lagi ke Senayan. Takbir!” serunya disambut gema takbir kader pendukungnya.
Agus Suparmanto Siap Daftarkan Hasil Muktamar ke Kemenkumham
Agus juga berencana segera mendaftarkan hasil Muktamar versi dirinya ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Ia menegaskan proses Muktamar yang dijalankan kubunya sudah sesuai aturan dan terbuka untuk komunikasi dengan pihak lain.
“Kami akan lakukan segera mendaftarkan ke Kumham ya, segera setelah otomatis hari Minggu nanti, segera mungkin,” ujarnya.
Agus menanggapi klaim kemenangan Mardiono dengan santai, menyatakan hak setiap warga negara untuk mengklaim. Ia terbuka untuk membangun komunikasi dan membentuk kepengurusan bersama tim formatur.
“Saya rasa begini, saya terbuka silakan. Kami ini sebagai manusia tetap Allah saja memaafkan kita, masa sesama kita tidak saling memaafkan,” tambah Agus.
Dampak Kericuhan dan Dualisme bagi PPP
Kericuhan dan dualisme kepemimpinan di Muktamar X PPP ini berpotensi mengguncang stabilitas dan citra partai. Partai berlambang Ka’bah yang dikenal sebagai salah satu partai Islam terbesar di Indonesia harus segera menuntaskan perbedaan internal agar fokus menghadapi tantangan politik ke depan.
Sebagai partai yang pernah menjadi kekuatan signifikan di parlemen, PPP membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan bersatu untuk bisa meraih kepercayaan rakyat dan kembali masuk DPR pada Pemilu mendatang.
Muktamar X PPP di Ancol, Jakarta Utara, pada 27-29 September 2025, diwarnai kericuhan fisik dan dualisme kepemimpinan yang tajam antara kubu Mardiono dan Agus Suparmanto. Tiga kader mengalami luka-luka akibat kerusuhan, sementara dua kubu saling klaim kemenangan Ketua Umum.
markom Patitimes.com