Serangan Israel di Doha Targetkan Negosiator Hamas Khalil al-Hayya, Dunia Internasional Bereaksi Keras

Patitimes.com, Doha, Qatar – Serangan udara yang dilakukan oleh Israel di ibu kota Qatar, Doha, pada Selasa (9/9), mengejutkan dunia internasional.

Serangan tersebut menargetkan salah satu tokoh senior Hamas, Khalil al-Hayya, yang saat itu tengah melakukan pembicaraan penting mengenai proposal gencatan senjata yang diajukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Meski al-Hayya berhasil selamat dari serangan tersebut, laporan menyebutkan bahwa putranya, Humam al-Hayya, dan seorang ajudan dekatnya tewas di lokasi.

Selain itu, kantor berita Reuters juga melaporkan adanya tiga korban jiwa lainnya dalam insiden yang dinilai sebagai eskalasi serius terhadap kedaulatan negara Qatar.

Al-Hayya Sedang Bahas Proposal Gencatan Senjata Trump

Serangan ini terjadi di tengah pertemuan penting antara para pemimpin Hamas yang sedang berdiskusi tentang proposal gencatan senjata Gaza yang diinisiasi Presiden Trump. Doha telah menjadi pusat negosiasi antara pihak-pihak yang berseteru dalam konflik Israel-Palestina, dengan Qatar berperan sebagai mediator utama dalam sejumlah perundingan sebelumnya.

Kehadiran al-Hayya di Doha disebut bertujuan untuk mempercepat kesepakatan damai yang telah lama diupayakan melalui jalur diplomatik. Namun, serangan udara Israel yang menyasar area pertemuan itu dinilai sebagai bentuk penghinaan terhadap upaya diplomatik internasional.

Arab Saudi Mengecam: Ini Tindakan Kriminal

Kecaman keras terhadap serangan Israel di Doha datang dari berbagai negara. Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), menyebut serangan itu sebagai “tindakan kriminal” dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.

Dalam percakapan telepon resmi dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, MBS menyampaikan solidaritas penuh Arab Saudi terhadap Qatar.

“Yang Mulia Putra Mahkota menegaskan solidaritas penuh Kerajaan dengan Qatar dan kecamannya atas serangan terang-terangan Israel terhadap Negara Qatar, yang merupakan tindakan kriminal dan pelanggaran berat terhadap hukum dan norma internasional,” ujar pernyataan dari Saudi Press Agency.

Indonesia: Langgar Kedaulatan dan Piagam PBB

Indonesia juga turut menyuarakan kecaman keras. Melalui akun resmi di platform X (@Kemlu_RI), Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menegaskan bahwa serangan Israel ke wilayah kedaulatan Qatar merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional, termasuk Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Serangan Israel ke Doha, Qatar pada 9 September 2025 merupakan pelanggaran keras terhadap hukum internasional, termasuk Piagam PBB, pelanggaran terhadap kedaulatan Qatar, dan ancaman besar terhadap keamanan dan perdamaian kawasan,” tulis pernyataan resmi Kemlu RI.

Indonesia juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil langkah tegas dalam menghentikan tindakan sepihak Israel dan memastikan akuntabilitas atas serangan tersebut.

Gedung Putih: Trump Telah Memperingatkan Qatar

Menariknya, pihak Gedung Putih mengklaim bahwa Presiden Donald Trump telah memperingatkan otoritas Qatar mengenai kemungkinan serangan tersebut. Menurut laporan Reuters, Trump telah menugaskan utusan khususnya, Steve Witkoff, untuk memberikan informasi awal tentang rencana Israel itu kepada pemerintah Qatar.

Meski begitu, Qatar tetap disebut sangat terkejut dengan insiden tersebut, mengingat posisi mereka sebagai sekutu utama AS di kawasan Teluk serta sebagai tuan rumah utama negosiasi damai Gaza.

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa militer AS menerima informasi intelijen mengenai rencana serangan pada Selasa pagi. Namun, ia menolak menyebutkan sumber informasi tersebut atau apakah AS telah mencoba mencegah serangan itu.

Qatar Belum Keluarkan Pernyataan Resmi

Hingga artikel ini ditulis, pihak pemerintah Qatar belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait serangan tersebut. Namun sumber-sumber diplomatik menyebut bahwa Doha tengah mempertimbangkan opsi untuk membawa insiden ini ke Dewan Keamanan PBB.

Qatar dikenal sebagai negara yang aktif dalam diplomasi Timur Tengah dan berulang kali memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan di kawasan. Serangan terhadap wilayahnya oleh Israel ini diyakini akan memicu ketegangan geopolitik baru antara negara-negara Teluk dan Israel.

Ketegangan Kawasan Semakin Meningkat

Serangan Israel di Doha yang menargetkan pemimpin Hamas tidak hanya berdampak pada hubungan diplomatik antara Israel dan Qatar, tetapi juga memicu kecaman luas dari negara-negara besar seperti Arab Saudi dan Indonesia. Tindakan ini disebut sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara, hukum internasional, dan potensi ancaman serius terhadap perdamaian kawasan.

Dunia kini menanti langkah selanjutnya dari Qatar, Dewan Keamanan PBB, dan tentu saja tanggapan lebih lanjut dari Presiden Trump yang berada di tengah-tengah skenario diplomatik ini.