Serba-serbi Aksi Menuntut Hapus Tunjangan DPR, Berakhir Ricuh dan Mengganggu Lalu Lintas

Patitimes.com– Pada Senin, 25 Agustus 2025, aksi massa bertajuk #BubarkanDPR mengguncang Jakarta, tepatnya di depan Gedung DPR RI. Demonstrasi ini berlangsung dari pagi hingga malam hari dan berakhir dengan kericuhan yang melibatkan sejumlah kelompok mahasiswa dan pelajar, salah satunya adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indraprasta PGRI (Unindra). Massa yang berdemonstrasi menuntut agar DPR segera merestrukturisasi lembaga legislatif dan menghapuskan tunjangan bagi anggota DPR.

Tuntutan Aksi Massa

Aksi ini dipicu oleh sejumlah kebijakan yang dianggap merugikan rakyat. Dalam siaran persnya, BEM Unindra menyoroti regulasi-regulasi yang disahkan oleh DPR, seperti Undang-Undang TNI yang dinilai mengancam supremasi sipil, serta sejumlah Rancangan Undang-Undang (RUU) yang tengah dibahas, antara lain RUU Polri, RUU Penyiaran, RUU KUHAP, dan RUU Agraria.

Mereka mendesak Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) untuk membuat amandemen yang akan merestrukturisasi DPR agar lembaga legislatif kembali menjadi representasi rakyat yang sejati. Selain itu, massa juga menuntut penghapusan tunjangan DPR, yang mereka anggap sebagai bentuk pemborosan anggaran negara dan privilege bagi pejabat negara.

Jalannya Aksi Demonstrasi

Awalnya, aksi demonstrasi berjalan relatif damai dengan massa menyampaikan aspirasi mereka dari luar Gedung DPR RI. Namun, situasi berubah saat massa semakin banyak, dan aksi tersebut mulai memanas. Sore hari, tepatnya di sekitar flyover Slipi di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, kericuhan terjadi. Massa terlihat memblokade jalur Commuter Line (KRL) rute Tanah Abang-Palmerah, dengan sejumlah orang berdiri di tengah rel, sementara di bawah flyover, terlihat api membakar ban-ban bekas.

Baca Juga :  Kapolri Minta Kericuhan Demo di Pati Diusut Tuntas: Fasilitasi Aksi, Tapi Tolak Anarkisme

Pelemparan dan Gas Air Mata

Kericuhan semakin meluas dengan massa yang melemparkan batu ke arah polisi. Untuk membubarkan kerumunan, pihak kepolisian menggunakan gas air mata dan penghalau massa lainnya. Personel dari Kodam Jaya juga dikerahkan untuk mengendalikan situasi. Akibat kericuhan ini, perjalanan KRL dan TransJakarta terganggu, yang memengaruhi ribuan penumpang di wilayah tersebut.

Gangguan Operasional KRL dan TransJakarta

Kerusuhan yang terjadi menyebabkan gangguan pada operasional KRL. Commuter Line lintas Tanah Abang-Rangkasbitung sempat terhenti akibat kerumunan massa yang berada di sekitar rel. Sejumlah penumpang yang terjebak di Stasiun Tanah Abang mengaku telah tertahan lebih dari satu jam. Fahrur Rozi, salah seorang penumpang KRL, mengungkapkan bahwa ia telah mendengar informasi tentang penutupan rute, namun memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan hingga akhirnya terpaksa turun di Tanah Abang.

Baca Juga :  Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Demo Meski Kenaikan PBB-P2 Dibatalkan

Di sisi lain, rute TransJakarta juga terdampak. Beberapa koridor, seperti Koridor 9 dan Koridor 3F, mengalami pengalihan rute atau perpendekan rute karena penutupan jalan di sekitar Gedung DPR/MPR. Hal ini menyebabkan ribuan warga yang mengandalkan transportasi umum mengalami kesulitan.

Motor dan Tenda Dibakar, Pos Polisi Dirusak

Ketegangan semakin meningkat menjelang malam. Massa yang masih bertahan mulai merusak properti, termasuk sebuah motor yang dibakar di jalur motor sekitar Tomang menuju Palmerah. Asap mengepul dari motor yang hangus, sementara tenda putih yang didirikan oleh panitia juga dihancurkan. Tak hanya itu, sebuah pos polisi yang berada di dekat lokasi kerusuhan juga menjadi sasaran perusakan massa. Kaca pos polisi dihancurkan dengan bambu dan lemparan batu.

Massa semakin terdesak dan sempat bertahan di Jalan Asia Afrika, sebelum akhirnya dibubarkan secara paksa oleh aparat menggunakan gas air mata. Setelah kericuhan mereda, akses jalan tol di sekitar kawasan DPR dibuka kembali dan kondisi lalu lintas perlahan normal kembali.

Lalu Lintas Berangsur Pulih

Pada malam hari, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengonfirmasi bahwa akses jalan tol yang sempat ditutup di sekitar kawasan DPR sudah dibuka. Arus lalu lintas di jalan arteri juga mulai pulih. Kombes Pol Komarudin, Dirlantas Polda Metro Jaya, menyatakan bahwa situasi telah kembali normal. “Akses tol sudah dibuka, dan arus lalu lintas kembali lancar,” ujarnya.

Baca Juga :  Aliansi Masyarakat Pati Timur Bersatu Akan Gelar Demo Besar-besaran, Tuntut Pemakzulan Bupati Sudewo

Dampak Aksi

Aksi massa yang digelar pada 25 Agustus 2025 ini mencerminkan kekecewaan sebagian masyarakat terhadap DPR RI dan kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Meskipun aksi ini dimulai dengan tujuan damai, kericuhan yang terjadi mengganggu ketertiban umum dan menyebabkan gangguan besar pada layanan transportasi publik.

Penting untuk dicatat bahwa kerusuhan ini membawa dampak besar bagi masyarakat, terutama para pengguna transportasi umum yang terjebak dalam situasi tidak menguntungkan. Ke depannya, penting untuk terus mengawal demokrasi dengan cara yang lebih tertib dan damai, agar aksi-aksi protes bisa diterima tanpa menimbulkan kerusakan dan gangguan bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan akses informasi, diharapkan demonstrasi yang diselenggarakan di masa depan dapat lebih terorganisir dengan baik, agar aspirasi masyarakat tetap tersampaikan dengan cara yang lebih konstruktif dan efektif.