Patitimes.com– Seorang pelajar SMP bernama Frans Stevenly (14 tahun) ditemukan tewas secara misterius di rumahnya yang berada di Kecamatan Bandar Selamat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pada Rabu (6/8/2025). Penemuan jasad remaja ini mengejutkan masyarakat setempat dan memicu berbagai spekulasi, terutama setelah beredar narasi di media sosial yang menyebutkan korban ditemukan dalam keadaan terikat.
Frans ditemukan dalam kondisi tidak biasa, yakni kepala tertutup kantong plastik dan tangan memegang tali. Namun, aparat kepolisian membantah adanya indikasi korban diikat.
Polisi Klarifikasi: Tidak Ada Tanda Ikatan
Kasi Humas Polres Simalungun, AKP Very Purba, menegaskan bahwa informasi soal korban ditemukan dalam keadaan terikat adalah tidak benar. Ia mengonfirmasi bahwa hanya bagian wajah korban yang tertutup plastik.
“Informasi kalau korban diikat itu tidak benar, namun muka tertutup plastik itu benar,” kata AKP Very Purba, Kamis (7/8/2025).
AKP Very juga menambahkan bahwa indikasi pembunuhan belum ditemukan. Dari hasil pemeriksaan awal, seluruh bagian rumah terkunci rapat dari dalam, yang menunjukkan tidak ada tanda-tanda orang luar masuk.
“Indikasi dibunuh belum ditemukan, karena situasi rumah semua tertutup rapat dari dalam,” jelasnya.
Korban Ditinggal oleh Keluarga
Berdasarkan keterangan polisi, saat kejadian, Frans ditinggal oleh ibunya dan kakaknya yang sedang bepergian ke luar kota. Sebelum ditemukan tewas, korban diketahui masih dalam kondisi sehat dan terakhir kali terlihat pergi ke sekolah pada hari Senin.
“Hari Senin korban masih sekolah, Selasa dugaan meninggal. Korban ini dititipkan ke pamannya yang tidak jauh dari rumah mereka,” ungkap Very.
Pada hari Selasa, sang ibu mencoba menghubungi anaknya namun tidak mendapat respons. Merasa khawatir, sang ibu lantas meminta tolong kepada paman Frans untuk memeriksa kondisi anaknya di rumah. Saat itulah jasad korban ditemukan di dalam kamar.
Polisi Masih Menunggu Hasil Autopsi
Hingga saat ini, pihak Polres Simalungun masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menunggu hasil autopsi resmi dari pihak rumah sakit untuk mengetahui penyebab pasti kematian pelajar SMP tersebut.
“Kami masih menunggu hasil autopsi untuk memastikan penyebab kematiannya,” tambah AKP Very.
Viral di Media Sosial, Polisi Imbau Tak Sebarkan Hoaks
Kematian Frans Stevenly sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak netizen berspekulasi soal dugaan pembunuhan, terutama karena kondisi tubuh korban yang tak lazim. Namun, polisi mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, apalagi yang dapat memperkeruh situasi.
“Kami minta masyarakat tidak berspekulasi atau menyebar hoaks, tunggu hasil resmi dari pihak berwenang,” tegas AKP Very.
Pentingnya Perhatian Terhadap Kesehatan Mental Remaja
Kasus kematian Frans turut membuka diskusi publik mengenai kesehatan mental anak dan remaja. Banyak pihak menyoroti pentingnya komunikasi dalam keluarga dan perhatian terhadap perubahan perilaku anak, apalagi saat mereka berada di masa transisi seperti usia remaja.
Meski belum diketahui apakah kasus ini berkaitan dengan tindakan bunuh diri, para ahli menyarankan agar masyarakat mulai meningkatkan pemahaman tentang tanda-tanda gangguan emosional pada anak dan memberikan pendampingan psikologis bila diperlukan.
Kematian tragis Frans Stevenly, pelajar SMP yang ditemukan tewas di Simalungun, masih menyisakan tanda tanya. Polisi telah mengonfirmasi bahwa korban tidak dalam keadaan terikat, meskipun wajahnya ditemukan tertutup plastik. Dugaan pembunuhan pun belum bisa disimpulkan karena rumah korban terkunci rapat dari dalam.
Saat ini, pihak kepolisian menunggu hasil autopsi untuk memastikan penyebab kematian. Masyarakat diimbau untuk tidak menyebarkan hoaks dan tetap menghormati proses penyelidikan yang sedang berjalan.
Kasus ini diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan mental anak dan remaja, serta pentingnya komunikasi terbuka di dalam keluarga.
markom Patitimes.com