Jakarta, Patitimes.com – Konflik perceraian antara Andre Taulany dan Erin Taulany semakin memanas. Terbaru, Andre dikabarkan marah besar setelah mengetahui bahwa anak-anaknya diajukan sebagai saksi oleh pihak Erin dalam proses sidang perceraian yang tengah berlangsung di Pengadilan Agama Tigaraksa, Tangerang.
Kemarahan Andre Taulany itu disampaikan langsung oleh salah satu kuasa hukumnya, Fahmi Bachmid, yang mendampingi proses hukum komedian sekaligus musisi tersebut. Menurut Fahmi, kliennya merasa kecewa dan menolak keras keterlibatan anak-anak dalam konflik rumah tangga orang tua mereka.
Andre Taulany Marah Anaknya Dilibatkan dalam Sidang Cerai
Dalam pernyataannya kepada awak media di kawasan Antasari, Jakarta Selatan, Rabu (6/8/2025), Fahmi menegaskan bahwa Andre menolak kehadiran anak-anak sebagai saksi dalam kasus perceraiannya.
“Anak itu jangan dilibatkan dalam konflik orang tua. Orang tua kalau berantem, ya, berantem saja. Anak jangan diikutsertakan,” ujar Fahmi Bachmid.
Fahmi menyebut bahwa keputusan Erin mengajukan anak-anak sebagai saksi dalam sidang perceraian adalah langkah yang tidak bijak. Ia menilai, menyeret anak-anak ke dalam konflik rumah tangga justru akan meninggalkan trauma emosional yang berdampak panjang.
Andre Baru Tahu Anak Dijadikan Saksi Saat Sidang
Lebih lanjut, Fahmi mengungkap bahwa Andre sama sekali tidak mengetahui sebelumnya bahwa anak-anaknya akan dijadikan saksi. Ia baru mengetahui saat sidang berlangsung di pengadilan.
“Jadi tahunya di Pengadilan kemarin. Anak-anaknya itu baru datang dari luar negeri,” kata Fahmi.
Kehadiran anak-anak dari luar negeri yang langsung diminta untuk bersaksi membuat Andre terkejut sekaligus kecewa. Bagi Andre, anak-anak seharusnya tidak dipaksa untuk membela salah satu pihak orang tua di depan hukum.
Anak-Anak Harusnya Dibiarkan Netral
Fahmi menekankan bahwa anak-anak seharusnya diberikan ruang kebebasan untuk menentukan sikap tanpa tekanan dari pihak mana pun.
“Anak-anak itu jangan dibawa-bawa untuk membela sana, membela sini. Biarkan anak itu bebas menentukan nasibnya sendiri,” tambahnya.
Pernyataan ini sejalan dengan prinsip hukum perlindungan anak, yang menempatkan kepentingan terbaik anak sebagai pertimbangan utama dalam setiap proses hukum, termasuk perceraian.
Sidang Cerai Andre-Erin Masuki Tahap Panas
Proses perceraian antara Andre Taulany dan Erin Taulany diketahui sudah memasuki tahap yang krusial. Beberapa sidang telah digelar di Pengadilan Agama Tigaraksa, dan informasi tentang adanya perbedaan pandangan serta perebutan hak asuh anak turut mencuat ke publik.
Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi dasar pihak Erin mengajukan anak-anak sebagai saksi. Namun, langkah ini memicu reaksi keras dari Andre, yang dikenal sangat menjaga privasi dan kehidupan keluarganya.
Netizen Soroti Konflik Keluarga Selebritas
Kisah perceraian pasangan yang telah menikah selama lebih dari satu dekade ini menarik perhatian publik dan media sosial. Banyak netizen menyayangkan bahwa anak-anak kembali menjadi korban konflik rumah tangga selebritas.
Beberapa warganet mengungkapkan simpati terhadap Andre, yang dinilai berusaha melindungi anak-anak dari sorotan negatif. Sementara sebagian lainnya menyoroti pentingnya komunikasi dan mediasi dalam menyelesaikan konflik keluarga tanpa melibatkan anak.
Perlindungan Anak dalam Proses Perceraian
Secara hukum, anak di bawah umur memang dapat dimintai keterangan dalam proses persidangan, namun hal itu biasanya harus melalui pertimbangan psikologis dan perizinan khusus. UU Perlindungan Anak di Indonesia dengan jelas menekankan bahwa anak tidak boleh menjadi korban konflik orang tua, baik secara fisik maupun emosional.
Langkah Erin Taulany mengajukan anak sebagai saksi dapat menjadi perdebatan hukum dan etika, apalagi jika anak masih di bawah umur dan belum memahami sepenuhnya konflik yang sedang berlangsung.
Kasus Andre Taulany marah anak dijadikan saksi menjadi contoh nyata bagaimana konflik rumah tangga dapat berdampak langsung pada kondisi emosional anak. Andre, melalui kuasa hukumnya, dengan tegas menolak pelibatan anak-anak dalam persidangan perceraian, dan mengingatkan pentingnya menjaga hak dan perlindungan psikologis anak di tengah perpecahan orang tua.
Dengan masih berlanjutnya proses hukum di Pengadilan Agama Tigaraksa, publik kini menanti kelanjutan proses perceraian ini dan apakah kedua belah pihak dapat menemukan jalan damai demi kebaikan bersama, terutama demi masa depan anak-anak mereka.
markom Patitimes.com