Patitimes.com- Kecamatan Leles, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kembali berduka setelah aksi duel antara dua pelajar SMP berujung tragis. Salah satu pelajar harus meregang nyawa akibat terjatuh dari Jembatan Parigi saat aksi tawuran yang sebenarnya hanya untuk unjuk diri dan pamer keberanian. Peristiwa memilukan ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat dan pihak sekolah agar lebih serius dalam mengawasi kegiatan para pelajar.
Duel Maut Antara Dua Sekolah SMP di Kecamatan Leles
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Helmi Halimudin, menyampaikan bahwa duel maut tersebut sudah direncanakan sebelumnya oleh para pelajar yang terlibat. “Mereka sebelumnya sudah janjian untuk berduel, keterangan ini kita dapat dari para siswa yang terlibat duel yang saat ini telah diamankan oleh pihak kepolisian. Hanya ingin terlihat jagoan dan gagah-gagahan saja,” jelas Helmi kepada kumparan, Kamis (24/7).
Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa motif utama aksi duel ini adalah untuk pamer keberanian, bukan karena persoalan serius antar sekolah. Namun, akibat kecerobohan tersebut, seorang pelajar mengalami luka parah dan akhirnya meninggal dunia.
Kronologi Kejadian Duel di Jembatan Parigi
Menurut Helmi, duel ini terjadi di atas Jembatan Parigi, Kecamatan Leles, yang sempat viral lewat sebuah video rekaman. Dalam video tersebut, terlihat sejumlah pelajar saling pukul dan bertarung satu sama lain. Duel yang seharusnya hanya menjadi unjuk kekuatan ini berakhir tragis ketika dua pelajar tersungkur dan terjatuh dari atas jembatan.
Korban yang jatuh ke bawah jembatan mengalami sejumlah patah tulang akibat benturan keras. Debit air di bawah jembatan saat kejadian sedang surut, sehingga korban tidak terseret hanyut melainkan langsung menderita luka serius. “Korban langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan, namun karena kondisinya memburuk, kemudian dirujuk ke RSUD Sindangbarang,” tambah Helmi.
Sayangnya, upaya medis tidak mampu menyelamatkan nyawa korban. Meninggalnya pelajar tersebut meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan seluruh warga Kecamatan Leles.
Proses Hukum dan Penanganan Kasus
Helmi Halimudin juga mengungkapkan bahwa persoalan ini telah diselesaikan secara kekeluargaan antara para orang tua pelajar yang terlibat duel. Namun, Disdikpora Kabupaten Cianjur menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolisian yang saat ini tengah menangani kasus ini.
Pihak kepolisian telah mengamankan sejumlah pelajar yang terlibat dalam duel tersebut dan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Penanganan hukum diharapkan menjadi efek jera bagi para pelajar lain yang mungkin berniat melakukan aksi serupa.
Lokasi Duel Sering Jadi Tempat Tawuran
Warga sekitar Jembatan Parigi, seperti Darwan, mengaku lokasi tersebut memang sering dijadikan tempat berkelahi oleh para pelajar di Kecamatan Leles. “Karena kondisinya yang gelap, tidak ada penerangan jalan, sangat sering terjadi, warga di sini sudah sangat resah dengan aksi perkelahian pelajar ini,” ujarnya.
Kurangnya penerangan dan pengawasan di lokasi tersebut dianggap menjadi faktor yang memicu tawuran pelajar berlangsung tanpa hambatan. Masyarakat setempat berharap pihak berwenang segera melakukan perbaikan dan pengawasan lebih ketat agar kejadian serupa tidak terulang.
Dampak Negatif Tawuran Pelajar dan Pentingnya Edukasi
Kejadian tragis ini kembali menyoroti fenomena tawuran pelajar yang masih kerap terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Cianjur. Tawuran yang berawal dari keinginan pamer keberanian dan gengsi justru membawa dampak buruk seperti luka serius, bahkan kematian.
Pihak sekolah, orang tua, dan pemerintah daerah diharapkan dapat lebih aktif dalam memberikan edukasi tentang bahaya tawuran dan pentingnya menyelesaikan konflik dengan cara yang damai. Pengawasan ekstra juga diperlukan agar pelajar tidak mudah terprovokasi untuk melakukan aksi negatif.
Harapan Warga dan Pihak Sekolah
Darwan, warga sekitar, berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi para pelajar. “Semoga ini jadi efek jera, agar mereka tidak lagi melakukan aksi konyol yang justru merugikan diri sendiri dan orang lain, bahkan sampai kehilangan nyawa,” tuturnya.
Sementara itu, Helmi Halimudin menyatakan bahwa Disdikpora Kabupaten Cianjur akan terus melakukan koordinasi dengan sekolah dan pihak terkait untuk meningkatkan pembinaan karakter dan pengawasan terhadap pelajar agar kejadian serupa tidak terulang.
Peristiwa duel pelajar di Kecamatan Leles yang berakhir tragis mengingatkan kita semua akan pentingnya peran orang tua, guru, dan pemerintah dalam membimbing generasi muda. Tawuran pelajar bukanlah cara menyelesaikan masalah atau membuktikan keberanian, melainkan hanya akan membawa kerugian besar.
Semoga kejadian ini menjadi momentum bagi seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat upaya pencegahan tawuran pelajar di Cianjur dan daerah lain. Dengan pengawasan yang lebih ketat dan edukasi yang berkelanjutan, para pelajar dapat diarahkan untuk menyalurkan energi dan semangatnya dalam hal positif demi masa depan yang lebih cerah.
markom Patitimes.com