Donald Trump Bantah Akan Pecat Ketua The Fed Jerome Powell, Tapi Kritik Masih Berlanjut

Patitimes.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki rencana untuk memecat Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, meskipun terus melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan suku bunga bank sentral tersebut. Pernyataan ini disampaikan menyusul laporan Bloomberg yang menyebut bahwa Trump tengah mempertimbangkan untuk mencopot Powell karena ketidakpuasannya atas suku bunga yang dinilai terlalu tinggi.

Trump memberikan klarifikasi dalam diskusi bersama para legislator Partai Republik pada Selasa malam (15/7/2025), dan menegaskan bahwa kemungkinan pemecatan Powell “sangat kecil”, kecuali jika ada kasus hukum yang menyertainya.

“Saya tidak menutup kemungkinan apa pun, tapi saya pikir itu sangat tidak mungkin — kecuali dia harus mundur karena penipuan,” ujar Trump, dikutip dari Reuters pada Kamis (17/7).

Kritik Trump terhadap The Fed Tak Surut

Presiden Trump selama ini dikenal vokal dalam mengkritik kebijakan suku bunga The Fed, dan secara terbuka menuding Powell sebagai sosok yang lamban dan konservatif dalam merespons situasi ekonomi. Menurut Trump, suku bunga acuan yang saat ini berada di kisaran 4,25% hingga 4,50% sejak Desember terlalu tinggi dan menyulitkan sektor usaha serta meningkatkan beban bunga utang pemerintah.

“Jerome Powell adalah ketua yang buruk,” tegas Trump dalam beberapa pernyataan publik belakangan ini.

Presiden AS ke-45 tersebut bahkan menyebut bahwa tingginya suku bunga jangka panjang merupakan penyebab utama membengkaknya biaya pinjaman pemerintah. Hal ini dinilai bertolak belakang dengan kebijakan fiskal Trump, terutama setelah ia menandatangani “Big Beautiful Bill”—paket undang-undang perpajakan dan pengeluaran—pada 4 Juli lalu. Paket tersebut, menurut para analis independen, berpotensi menambah triliunan dolar pada defisit anggaran AS.

Baca Juga :  Perseteruan Donald Trump dan Taylor Swift Kembali Memanas, Ejekan di Truth Social Jadi Sorotan

Tudingan Soal Proyek Renovasi The Fed

Dalam kesempatan yang sama, Trump juga mengangkat isu terkait renovasi markas besar The Fed di Washington, D.C. Proyek tersebut bernilai USD 2,5 miliar dan telah menuai kritik dari sejumlah pihak, termasuk kalangan Partai Republik, yang menuduhnya sebagai pemborosan anggaran.

Namun, hingga saat ini, tidak ada bukti penipuan terkait proyek tersebut, dan pihak Federal Reserve telah membantah semua tuduhan yang mengarah pada pelanggaran atau penyimpangan anggaran. Meski begitu, Trump menjadikan isu ini sebagai dasar kemungkinan intervensi terhadap Powell di masa mendatang.

Pasar Reaksi Positif, Tapi Ketegangan Masih Ada

Setelah pernyataan Trump bahwa ia tidak akan memecat Powell, pasar keuangan menunjukkan reaksi positif. Imbal hasil obligasi AS sempat turun, namun kemudian kembali menguat, sementara pasar saham ditutup naik. Para investor menyambut baik klarifikasi tersebut karena meredakan kekhawatiran akan ketidakpastian politik yang bisa memengaruhi independensi The Fed.

Baca Juga :  Israel Setujui Gencatan Senjata atas Permintaan Donald Trump, Klaim Sukses Capai Semua Tujuan Militer

Namun, para analis pasar memperingatkan bahwa ketegangan antara Gedung Putih dan bank sentral belum sepenuhnya mereda. Selama The Fed mempertahankan sikap suku bunga tinggi, tekanan politik dari Trump kemungkinan akan terus berlanjut, terutama menjelang pemilihan presiden 2028 di mana Trump kembali mencalonkan diri.

Independensi The Fed Dipertanyakan

Meskipun The Fed didesain sebagai lembaga independen dari pengaruh politik, tekanan publik dan retorika dari Presiden Trump memicu kekhawatiran bahwa independensi tersebut semakin tergerus. Beberapa ekonom memperingatkan bahwa jika presiden dapat mengganti kepala bank sentral hanya karena kebijakan moneter yang tidak disukai, hal ini bisa merusak kredibilitas The Fed dalam menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang.

“Presiden seharusnya tidak mencampuri kebijakan moneter. Ketika independensi The Fed terganggu, pasar kehilangan kepercayaan,” ujar Robert Shiller, peraih Nobel Ekonomi dari Yale University.

Siapa Jerome Powell?

Jerome Powell pertama kali ditunjuk sebagai Ketua Federal Reserve oleh Presiden Trump pada 2018 untuk menggantikan Janet Yellen. Ironisnya, Powell kini menjadi sasaran kritik paling tajam dari orang yang mengangkatnya. Powell dikenal sebagai figur pragmatis dan tidak terlalu berpihak pada kebijakan suku bunga ultra-rendah, meski ia juga menurunkan suku bunga secara agresif selama pandemi COVID-19.

Baca Juga :  Perseteruan Donald Trump dan Taylor Swift Kembali Memanas, Ejekan di Truth Social Jadi Sorotan

Trump Tidak Pecat Powell, Tapi Serangan Masih Berlanjut

Meskipun Donald Trump menegaskan tidak akan memecat Jerome Powell, serangan retorika terhadap Ketua The Fed tersebut diperkirakan tidak akan berhenti. Ketegangan antara Gedung Putih dan bank sentral Amerika Serikat tampaknya akan terus mewarnai dinamika ekonomi dan politik negeri itu dalam waktu dekat.

Para pelaku pasar dan pengamat ekonomi kini mencermati apakah tekanan politik ini akan berdampak pada kebijakan suku bunga The Fed dan stabilitas jangka panjang ekonomi AS, terlebih saat negara tersebut menghadapi tekanan fiskal akibat defisit yang membengkak.