Jakarta, Patitimes.com – Penyebab tewasnya Diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (39), masih menyisakan misteri setelah jenazahnya ditemukan di kamar kos Gondia Guesthouse, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, pada Selasa (8/7) pagi. Kondisinya tidak wajar: kepala terlilit lakban kuning rapat, tubuh tertutup selimut, namun kamar tetap rapi, terkunci dari dalam.
Penemuan Jasad dan Kondisi TKP
Pada Selasa pagi, penjaga kos menemukan Arya tewas di kamar nomor 105, tergeletak di atas kasur double bed. Yang paling mencuri perhatian adalah lilitan lakban kuning yang membungkus rapat kepala dan wajah Arya, nyaris tanpa celah. Sisa lakban juga ditemukan di samping kepala, sementara tangan kanan menyentuh kasur dan tangan kiri terletak di perut. Ia mengenakan kaus biru tua dan celana hitam.
Kondisi kamar justru “normal”: nyaman dengan AC menyala, barang-barang tertata rapi, tidak ada tanda kekerasan atau perlawanan. Pintu kamar terkunci rapi dengan smart key card, sama seperti saat hotel-hotel, dan tidak ditemukan kerusakan atau bekas pembobolan.
Bukti Lakban: Fokus Investigasi Awal
Petugas Polsek Menteng membawa lakban sebagai barang bukti utama. Mereka mengambil sidik jari dari permukaan lakban tersebut. Sejauh ini, hanya ditemukan sidik jari Arya, namun tim penyidik masih menunggu hasil Labfor untuk memeriksa keberadaan sidik jari pihak lain.
Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhani, menyatakan:
“Kami menunggu hasil dari Labfor, untuk pemeriksaan sisa lakbannya dan sidik jarinya…”
Proses ini akan menentukan apakah ada jejak pihak kedua yang berkaitan langsung dengan kematian Arya.
Pemeriksaan Forensik: Autopsi, Histopatologi, dan Toksikologi
Jenazah Arya telah diautopsi di RSCM. Hasil visum preliminer menunjukkan tidak ada bekas luka memar atau sayatan, sehingga kemungkinan penyebab kematian bukan berupa trauma fisik luar. Namun, hasil akhir dari autopsi masih menunggu laporan histopatologi (mengamati struktur jaringan) dan toksikologi (mengandung racun atau tidak).
Kompol Rezha menekankan, hasil ini sangat krusial:
“Yang lama ditunggu itu pemeriksaan histopatologi dan toksikologinya, jadi belum ada keterangan hasil autopsinya.”
Saksi: Penjaga, Istri, dan Rekan Kerja
Sebanyak lima orang telah diperiksa oleh penyidik, termasuk istri Arya, penjaga kos, dan tetangga. Penjaga adalah orang pertama yang melaporkan penemuan jenazah. Istri korban menyatakan bahwa Arya memiliki riwayat penyakit GERD (asam lambung) dan kolesterol, namun kedua kondisi ini bukan merupakan penyebab langsung kematian mendadak.
Kunci Kamar: Misteri di Balik Ruang Terkunci
Fakta bahwa kamar terkunci dari dalam dengan kunci elektronik menimbulkan tanda tanya besar: bagaimana seseorang bisa masuk atau keluar tanpa merusak sistem smart key? Smart key card tetap berada di tempatnya saat ditemukan, dan tidak ada tanda cone forensik dari tindakan kekerasan atau pembobolan. Ini membuka kemungkinan bahwa pelaku adalah orang yang memiliki akses, atau kematian terjadi secara tidak biasa—mungkin pilihan dalam konteks bunuh diri atau tekanan medis secara mendadak.
Mengenal Lebih Dekat Diplomat Arya Daru Pangayunan
Arya bertugas di Kemlu sejak 2014 dan pernah ditempatkan di berbagai negara, mulai dari Timor Leste hingga Argentina. Sejak 2022, ia bekerja di Direktorat Pelindungan WNI. Menurut Direktur Pelindungan WNI, Judha Nugraha, Arya dikenal sebagai sosok pekerja keras, rendah hati, dan sangat peduli terhadap WNI. Ia pernah turun langsung mengevakuasi WNI saat gempa besar di Turki, serta membantu evakuasi dari Iran.
Sebagai diplomat, Arya pernah juga menjadi saksi dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Jepang. Meski demikian, Judha menegaskan kasus TPPO itu sudah lama dan tidak terkait dengan kematiannya saat ini.
Upacara Pemakaman di Sleman
- Lokasi: Rumah duka di Bantul, Jalan Munggur, Jomblang, Banguntapan – Sleman, Yogyakarta.
- Kehadiran: Ratusan pelayat termasuk keluarga, rekan dekat, dan pejabat Kemlu.
- Momen Haru: Anak bungsunya, Alarik Almajid, memainkan piano untuk terakhir kalinya sebelum jenazah diberangkatkan.
- Peristirahatan Terakhir: Pemakaman berlangsung di pemakaman Sunthen, Sleman. Direktur Pelindungan WNI turut hadir memberikan penghormatan.
Kemlu: Totalitas Pelayanan dan Kenangan Kepedulian
Judha Nugraha menggambarkan Arya sebagai rekan yang tidak hanya profesional tetapi juga sahabat.
“Beliau sangat humble, ceria, suka menolong… kami sedang mempersiapkan perpisahan untuk beliau yang akan bertugas di Helsinki akhir bulan ini, namun ternyata Allah memiliki rencana lain.”
Pernyataan ini menegaskan betapa besar kontribusi Arya sebagai diplomat perlindungan warga, serta betapa tragisnya kematiannya yang belum terjawab.
Apa Selanjutnya? Penyelidikan Intensif dan Penantian Hasil Forensik
Polisi berjanji menyelidiki secara komprehensif: mulai dari jejak lakban, hasil forensik medis dan toksikologi, hingga potensi motif tersembunyi, forcible entry, atau kejanggalan akses ke dalam kamar. Publik dan pihak keluarga masih menunggu hasil autopsi lengkap sebagai kunci untuk membuka tabir misteri tewasnya Diplomat Arya Daru Pangayunan.
markom Patitimes.com