Patitimes.com – Gempa bumi berkekuatan 4,9 magnitudo mengguncang wilayah Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku pada Jumat (4/7) malam. Gempa yang dirasakan cukup kuat ini menyebabkan kepanikan di kalangan warga di tiga desa terdampak, yakni Desa Hualoy, Desa Latu, dan Desa Tomalehu. Akibat gempa tersebut, ratusan rumah mengalami kerusakan dan banyak warga memilih mengungsi dengan mendirikan tenda-tenda di luar rumah mereka.
Gempa Guncang Amalatu Maluku dan Dampaknya
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Seram Bagian Barat, Nasir Suruali, gempa yang terjadi pada malam hari tersebut menimbulkan kerusakan signifikan pada rumah-rumah warga. “Kita masih dalam perjalanan ke Desa Latu. Untuk gempa tadi malam belum ada laporan resmi dari desa, namun data sebelumnya menunjukkan sebanyak 494 rumah warga di tiga desa terdampak,” ujar Nasir kepada kumparan pada Sabtu (5/7).
Kerusakan rumah tersebut bukan hanya disebabkan oleh gempa malam tadi, melainkan juga akibat rentetan gempa yang terjadi sejak 22 Juni 2025 lalu. Data sementara mencatat, Desa Latu mengalami kerusakan pada 233 rumah, Desa Hualuy sebanyak 244 rumah, dan Desa Tomalehu sebanyak 17 rumah rusak. “Data ini masih bisa bertambah karena gempa semalam cukup kuat,” tambah Nasir Suruali.
Warga Mengungsi, Pilih Tidur di Tenda dan Pegunungan
Akibat ketakutan akan gempa susulan dan potensi runtuhnya bangunan, banyak warga di Kecamatan Amalatu memutuskan untuk tidak tinggal di rumah mereka. Warga memilih mengungsi dengan membangun tenda-tenda pengungsian di samping rumah maupun di daerah pegunungan sekitar.
Kepanikan dan rasa takut dirasakan warga setelah gempa mengguncang dengan intensitas cukup besar. Aktivitas warga pun terganggu, dengan sebagian besar memilih tetap waspada dan berjaga-jaga menghadapi kemungkinan gempa susulan. Tindakan ini dinilai sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi korban jiwa akibat reruntuhan bangunan.
Potensi Gempa Susulan dan Penanganan BPBD
Nasir Suruali menyatakan bahwa pihaknya bersama tim tanggap darurat masih terus melakukan pemantauan kondisi di lapangan. Mereka berupaya melakukan penanganan darurat terhadap korban gempa sekaligus memetakan kerusakan secara lebih rinci.
“Kami juga mengimbau warga agar tetap waspada dan siap siaga menghadapi potensi gempa susulan,” ujar Nasir. Menurutnya, wilayah Seram Bagian Barat memang rawan gempa mengingat berada di zona rawan seismik di Indonesia.
BPBD telah menyiapkan bantuan logistik dan tim medis untuk membantu warga yang terdampak, terutama mereka yang tinggal di pengungsian. Selain itu, pemerintah daerah tengah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk percepatan penanganan dan pemulihan pasca gempa.
Riwayat Gempa di Seram Bagian Barat
Gempa yang mengguncang Amalatu merupakan lanjutan dari rangkaian gempa yang sudah terjadi sejak 22 Juni 2025. Dalam rentang waktu dua minggu terakhir, wilayah ini mengalami beberapa kali gempa dengan magnitudo bervariasi, yang terus menimbulkan keresahan masyarakat setempat.
Kejadian ini menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan penanganan bencana yang cepat dan tepat dari pihak pemerintah dan instansi terkait. Mitigasi bencana melalui edukasi dan pembangunan infrastruktur tahan gempa menjadi prioritas untuk mengurangi dampak bencana di masa mendatang.
Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana
Situasi darurat akibat gempa ini kembali mengingatkan pentingnya sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat dalam penanggulangan bencana. Pemerintah daerah Seram Bagian Barat telah mengeluarkan himbauan agar warga mengikuti arahan BPBD dan menjaga keselamatan diri serta keluarganya.
Masyarakat juga diimbau agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi dengan berita hoaks terkait bencana. Informasi resmi dari BPBD dan instansi terkait harus menjadi acuan utama.
Gempa magnitudo 4,9 yang mengguncang Kecamatan Amalatu, Seram Bagian Barat Maluku pada Jumat malam menimbulkan kerusakan signifikan pada ratusan rumah dan menyebabkan warga di tiga desa utama memilih mengungsi. Kepala BPBD, Nasir Suruali menegaskan bahwa data kerusakan rumah masih berpotensi bertambah, mengingat gempa tersebut adalah bagian dari rentetan gempa sejak akhir Juni.
Pemerintah daerah bersama tim tanggap bencana terus melakukan penanganan dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak, sekaligus mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan koordinasi dalam menghadapi bencana alam di wilayah rawan gempa seperti Seram Bagian Barat.
markom Patitimes.com