Patitimes.com– Pemerintah Iran secara resmi mengumumkan bahwa sebanyak 627 orang tewas dalam konflik bersenjata melawan Israel yang berlangsung selama 12 hari terakhir. Angka ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Iran dan dikutip oleh media internasional Al Jazeera, Kamis (26/6/2025).
Dalam pernyataannya, juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Hossein Kermanpour, menyampaikan bahwa tidak hanya korban jiwa, sebanyak 4.870 orang juga mengalami luka-luka dalam rentang waktu konflik yang sangat intens tersebut.
“Sebagian besar korban meninggal langsung di tempat kejadian. Sekitar 86,1 persen dari korban tewas ditemukan tidak bernyawa saat pertama kali ditemukan. Sisanya, sekitar 13,9 persen, meninggal dunia akibat luka serius yang tidak tertangani meski telah dilarikan ke rumah sakit,” ujar Kermanpour.
Korban Terbanyak di Teheran dan Wilayah Barat Iran
Kementerian Kesehatan Iran juga mengidentifikasi lokasi terbanyak korban jiwa berasal dari wilayah Teheran, yang juga merupakan ibu kota negara tersebut. Di posisi berikutnya terdapat Kermanshah, sebuah provinsi yang terletak di bagian barat Iran dan dikenal berbatasan langsung dengan Irak.
Sementara itu, provinsi Khuzestan, Lorestan, dan Isfahan juga mencatatkan kerugian besar baik dari sisi korban manusia maupun kerusakan infrastruktur. Wilayah-wilayah ini sebelumnya juga menjadi titik rawan selama konflik-konflik sebelumnya antara Iran dan kekuatan asing.
Meski belum ada pernyataan resmi dari militer Iran terkait penyebab utama jatuhnya banyak korban di wilayah tersebut, analis pertahanan menyebutkan bahwa kemungkinan besar disebabkan oleh serangan udara dan rudal presisi yang ditujukan ke fasilitas militer dan infrastruktur vital.
Pernyataan Menyentuh dari Juru Bicara Kementerian Kesehatan
Dalam konferensi pers yang digelar terbatas, Hossein Kermanpour menahan emosi ketika mengungkapkan kondisi warga sipil, termasuk anak-anak dan ibu-ibu, yang menjadi korban dalam perang singkat tapi berdampak besar itu.
“Saya tidak ingin menghakimi. Saya juga tidak ingin menggambarkan secara rinci pemandangan menyedihkan saat anak-anak, ibu-ibu, dan warga sipil lainnya datang dalam kondisi terluka parah. Saya serahkan semuanya pada hati nurani manusia saat ini,” kata Kermanpour dalam pernyataan yang menggugah empati publik.
Dampak Kemanusiaan dan Seruan Dunia Internasional
Meningkatnya jumlah korban jiwa dan luka-luka akibat konflik antara Iran dan Israel ini memicu kekhawatiran internasional, terutama dari organisasi-organisasi kemanusiaan dunia seperti PBB, Palang Merah Internasional, dan Lembaga Kesehatan Dunia (WHO).
PBB menyerukan gencatan senjata segera dan mengimbau kedua belah pihak untuk mematuhi prinsip-prinsip hukum humaniter internasional, termasuk perlindungan terhadap warga sipil dalam konflik bersenjata.
Sementara itu, WHO dilaporkan telah menawarkan bantuan medis dan logistik kepada Iran guna menangani korban luka yang terus bertambah. Rumah sakit-rumah sakit di Iran dilaporkan telah mulai kewalahan, khususnya di daerah terdampak langsung seperti Teheran dan Isfahan.
Latar Belakang Konflik
Konflik bersenjata antara Iran dan Israel meletus dua pekan lalu menyusul serangan lintas batas yang memicu respons militer dari kedua belah pihak. Meski ketegangan antara kedua negara sudah berlangsung selama bertahun-tahun, kali ini bentrokan terjadi dalam skala yang lebih luas dan melibatkan serangan udara, drone, dan rudal balistik.
Israel sendiri belum merilis data resmi mengenai jumlah korban yang mereka alami, baik di kalangan militer maupun sipil. Namun beberapa media lokal Israel mengabarkan bahwa negara itu juga mengalami kerugian yang cukup besar akibat serangan balasan Iran.
Harapan Gencatan Senjata dan Rekonsiliasi
Masyarakat internasional terus berharap akan adanya gencatan senjata permanen antara kedua negara untuk mencegah lebih banyak korban jatuh, terutama di kalangan warga sipil yang tidak berdosa.
Iran sejauh ini belum menyatakan secara terbuka apakah akan menghentikan operasi militernya. Namun, pemerintah melalui perwakilannya di PBB menyatakan kesiapan untuk berdialog, asalkan Israel juga menghentikan seluruh bentuk agresi dan blokade terhadap wilayah-wilayah yang berkaitan dengan kepentingan Iran di Timur Tengah.
Tragedi kemanusiaan yang terjadi akibat perang Iran-Israel ini menunjukkan sekali lagi bahwa konflik bersenjata, betapapun singkatnya, bisa menimbulkan kerusakan luar biasa, terutama bagi warga sipil. Pemerintah Iran kini tengah fokus pada penanganan korban, pemulihan infrastruktur, serta pemantauan terhadap potensi penyebaran penyakit akibat krisis kemanusiaan pasca-konflik.
Dengan 627 orang meninggal dan hampir 5.000 terluka, dunia menunggu langkah konkret dari kedua pihak untuk menghentikan konflik dan memulai rekonsiliasi, demi menjaga stabilitas kawasan dan kemanusiaan secara global.
markom Patitimes.com