Patitimes.com – Proses evakuasi jenazah Juliana Marins (26), warga negara Brasil, dari tebing curam Gunung Rinjani, akhirnya berhasil setelah melalui hari-hari penuh perjuangan. Operasi penyelamatan yang melibatkan tim SAR gabungan, termasuk relawan lokal Agam dan Tyo, berlangsung dramatis dan penuh tantangan.
Kisah Relawan dan Wajah Kemanusiaan di Tepi Jurang
Juliana jatuh dari ketinggian sekitar 600 meter saat beristirahat pada tanggal 21 April 2025, bersama kelompok pendaki yang terdiri atas lima WNA lainnya serta seorang pemandu. Setelah pencarian selama empat hari, jenazahnya ditemukan, namun proses membawa tubuhnya ke bawah bukit membutuhkan kesabaran, keahlian, serta kekuatan fisik.
Salah satu momen paling menyentuh adalah ketika Agam, pemandu lokal, menjaga posisi jasad Juliana semalaman di tebing curam agar tidak tergelincir, sembari menunggu kedatangan tim SAR tambahan di pagi hari berikutnya. Aksi heroik ini disiarkan secara langsung melalui akun Instagram milik Agam, dan menginspirasi banyak pihak di Brasil dan Indonesia.
Ucapan Terima Kasih Keluarga Juliana dalam Bahasa Portugis
Keluarga Juliana merespons dengan penuh rasa terima kasih. Mereka menuliskan apresiasi dalam bahasa Portugis lewat akun Instagram yang dibuka terkait kepergian Juliana—dan dalam waktu singkat diikuti 1,6 juta follower.
“Atas nama keluarga Juliana Marins, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih tulus dan mendalam atas kemurahan hati, keberanian, dan dukungan yang kalian tunjukkan saat bergabung dengan tim penyelamat di Gunung Rinjani,” tulis keluarga dalam caption panjang dalam akun resmi mereka.
Ucapan ini secara khusus menyinggung nama Agam dan Tyo, relawan yang menjaga dan mendampingi proses evakuasi dengan dedikasi tinggi, meski kondisi tebing sangat ekstrem dan berisiko tinggi.
Puji Agam, Sang Pahlawan dari Brasil
Sejumlah media Brasil, termasuk g1, memuji tindakan Agam dengan sebutan “pahlawan” dan “pejuang”. Reaksi warga Brasil membludak di media sosial, tidak hanya memuji aksi kemanusiaan Agam, tetapi juga mengajukan pertanyaan tentang rekening banknya—banyak yang ingin memberi donasi sebagai wujud penghargaan atas jasanya.
“Agam adalah pahlawan sejati – menjaga tubuh Juliana meski dalam situasi ekstrem. Kami salut dan ingin membantu,” tulis salah satu netizen Brasil di kolom komentar.
Dukungan Internasional untuk Aksi SAR di Rinjani
Aksi mulia Agam dan Tyo mendapat perhatian tidak hanya dari Brazil, tetapi juga dari organisasi kemanusiaan internasional. Sorotan pers menyoroti kesigapan mereka dalam “lagu perpisahan yang penuh empati,” serta pengorbanan tanpa pamrih di tengah medan sulit.
Di Indonesia, masyarakat maupun netizen turut mengapresiasi kerja keras tim SAR. Banyak yang menyebut keberadaan relawan lokal sebagai “wajah kemanusiaan sesungguhnya saat kondisi krisis.”
Proses Evakuasi yang Penuh Tantangan
Operasi SAR di Gunung Rinjani tidak semudah yang dibayangkan. Medan yang terjal, perubahan cuaca, serta risiko longsor membuat evakuasi jenazah menjadi sangat sulit. Tim SAR gabungan—yang terdiri atas Basarnas, TNI/Polri, relawan lokal, dan pemandu trekking—bahkan sempat menahan napas saat Agam menjaga posisi tubuh Juliana sendirian.
Evakuasi berlangsung selama dua hari penuh setelah jenazah ditemukan, menyusuri jalur sempit, licin, dan tanpa penerangan memadai. Semua dilakukan dengan perlahan dan penuh kehati-hatian untuk menjaga keselamatan tim dan integritas tubuh korban.
Sorotan Media dan Respons Brasil
Kasus ini mengundang sorotan besar dari media Brasil. Juliana diketahui memulai petualangan di Asia sejak Februari 2025, dan kepergiannya ke Indonesia sempat ramai dibicarakan sebagai bagian dari passionnya dalam traveling dan pendakian. Sebagai traveler muda berdarah petualang, kematiannya di puncak Rinjani tentu menimbulkan empati besar di negaranya.
Pemberitaan terus di-update setiap hari oleh sejumlah portal berita Brasil, dengan sejumlah diskusi publik mengenai pentingnya keamanan bagi pendaki, latar belakang kecelakaan, serta apresiasi terhadap aksi heroik relawan di tengah kondisi ekstrem.
Pelajaran dan Harapan dari Kisah Pahit di Puncak Gunung
Kisah ini menyisakan pelajaran penting: pentingnya kesiapan, mitigasi risiko, serta kehadiran relawan lokal dalam operasi penyelamatan. Juliana adalah korban dari kecelakaan tragis, namun upaya Heroik Agam dan Tyo menjadi catatan berharga bagi dunia di tengah tragedi.
Masyarakat diharapkan makin sadar akan pentingnya perizinan, asuransi, dan pendampingan saat mendaki gunung. Sementara itu, apresiasi internasional terhadap relawan lokal ikut mengangkat reputasi Indonesia di dunia.
Evakuasi jenazah Juliana Marins oleh tim SAR gabungan, terutama peran Agam dan Tyo, menjadi kisah heroik yang menyentuh hati banyak orang—dari Lombok hingga Brasil. Aksi mereka tak hanya mengakhiri rangkaian pencarian secara profesional, tetapi juga membuka mata dunia tentang nilai-nilai kemanusiaan, keberanian, dan solidaritas tanpa batas.
Gunung Rinjani kini menanti generasi pendaki yang lebih tertib dan waspada, serta memberi penghormatan tertinggi kepada mereka yang telah menjadi penjaga nyawa dan kehormatan para petualang dunia.
markom Patitimes.com