Larangan Suporter Tandang di Liga 1 Musim Depan Masih Berlaku, Erick Thohir Tegaskan Sikap PSSI

Patitimes.com– Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, secara resmi menyatakan bahwa suporter tandang masih dilarang hadir di Liga 1 musim depan. Keputusan ini diumumkan dalam Kongres Biasa PSSI 2025 yang berlangsung di The Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta, Rabu (4/6/2025).

Kebijakan ini bukan tanpa alasan. Menurut Erick, larangan ini merupakan bagian dari sanksi yang dijatuhkan oleh FIFA setelah insiden tragis yang dikenal sebagai Tragedi Kanjuruhan 2022, yang merenggut ratusan nyawa akibat kerusuhan suporter di stadion.

Sanksi FIFA Belum Dicabut, Malah Berpotensi Diperpanjang

Awalnya, FIFA hanya menjatuhkan sanksi larangan kehadiran suporter tandang selama dua tahun. Namun, melihat situasi terkini di Liga 1, terutama saat laga terakhir antara Persib Bandung vs Persis Solo di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), potensi perpanjangan sanksi semakin menguat.

Pada pertandingan tersebut, suasana stadion sempat memanas pasca pertandingan. Ribuan suporter turun ke lapangan, beberapa bahkan merusak fasilitas stadion, mencabut rumput, dan merobohkan tiang gawang. Aksi ini terjadi meski tidak ada suporter tandang yang hadir, menimbulkan kekhawatiran baru akan keamanan stadion di Indonesia.

Erick Thohir pun menegaskan bahwa perwakilan FIFA yang hadir di laga itu menyaksikan langsung insiden tersebut. Hal ini memperbesar kemungkinan FIFA memperpanjang sanksi larangan suporter tandang di kompetisi domestik Indonesia.

“Apalagi kemarin ada perwakilan FIFA, jadinya karena ada kejadian, dari dua tahun diperpanjang [sanksi larangan suporter tandang],” ujar Erick Thohir kepada awak media.

Keselamatan Jadi Prioritas Utama

Erick Thohir menekankan bahwa keputusan ini tidak semata soal regulasi, tapi juga soal tanggung jawab moral dan keselamatan publik. Ia menyatakan bahwa suporter adalah bagian penting dari sepak bola, namun keselamatan mereka harus lebih diutamakan.

“Kalau ada suporter yang menjadi korban lagi bagaimana? Berdosa kita,” ucap Erick.
“Sepak bola bukan cuma entertainment. Kita tidak mau kan tetangga, keluarga kita enggak pulang.”

Pernyataan ini menunjukkan bahwa PSSI tidak ingin mengulang kesalahan masa lalu. Tragedi Kanjuruhan menjadi luka mendalam bagi sepak bola Indonesia, dan reformasi menyeluruh harus dilakukan agar dunia melihat bahwa Indonesia serius membenahi sistem keamanannya.

Respon Suporter dan Pecinta Sepak Bola

Meski kebijakan ini menuai pro dan kontra, banyak pihak mendukung keputusan PSSI. Sebagian kelompok suporter memahami bahwa ini adalah langkah pencegahan, walau tak sedikit pula yang kecewa karena tidak bisa mendukung langsung tim kesayangannya di laga tandang.

Beberapa netizen menyuarakan opini di media sosial:

“Kami rela tidak ke stadion demi keselamatan bersama. Tapi semoga segera ada solusi jangka panjang,” tulis akun @BobotohOfficial.

Sementara akun lain menyatakan:

“Sudah saatnya suporter diajak duduk bersama cari solusi. Edukasi dan kolaborasi lebih baik daripada larangan semata.”

PSSI Siapkan Evaluasi dan Edukasi Suporter

Menanggapi hal ini, Erick Thohir menyebut bahwa PSSI sedang menyusun roadmap reformasi sepak bola nasional, termasuk di dalamnya sistem keamanan stadion, pelibatan suporter dalam edukasi, dan standardisasi manajemen pertandingan.

Ia menegaskan bahwa larangan suporter tandang bukan bersifat permanen, melainkan bersifat situasional. Jika ada perkembangan positif, bukan tidak mungkin suporter tandang akan kembali diizinkan hadir.

Larangan Suporter Tandang Liga 1 Masih Berlaku

Dengan semua dinamika yang terjadi, PSSI dan FIFA tampaknya masih memerlukan waktu lebih panjang untuk mengkaji kesiapan Indonesia dalam mengelola kehadiran suporter tandang. Untuk saat ini, Liga 1 musim 2025/2026 akan digelar tanpa kehadiran suporter tandang.

Bagi para pecinta sepak bola tanah air, ini adalah momentum untuk berbenah, memperbaiki citra sepak bola nasional, serta memastikan bahwa insiden tragis seperti di Kanjuruhan tidak terulang kembali.