Patitimes.com– Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Museum Tentara Terakota, Xi’an, Provinsi Shaanxi, Tiongkok, ketika seorang wisatawan nekat melompati pagar pembatas dan masuk ke area pajangan yang sangat dijaga ketat. Kejadian yang berlangsung pada Jumat (17/5) ini sontak menghebohkan publik, terutama para pecinta sejarah dan budaya Tiongkok.
Menurut laporan dari Hong Kong Free Press, pelaku diketahui adalah seorang pria bermarga Sun, berusia 30 tahun, yang diduga memiliki gangguan kejiwaan. Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh otoritas keamanan publik, Sun memanjat pagar pelindung dan jaring pengaman sebelum akhirnya melompat ke dalam lokasi penyimpanan patung Tentara Terakota, yang dikenal memiliki kedalaman sekitar 5,4 meter.
Dua Patung Tentara Terakota Rusak
Aksi sembrono tersebut menyebabkan kerusakan pada dua patung prajurit tanah liat yang telah berusia lebih dari 2.000 tahun. Pihak museum mengonfirmasi bahwa Sun mendorong dan menarik patung-patung yang ada di sekitarnya, sehingga dua di antaranya mengalami kerusakan pada tingkat yang berbeda.
“Ia mendorong dan menarik patung-patung tersebut, dan dua di antaranya rusak dalam tingkat yang berbeda,” ujar pejabat museum dalam pernyataan resmi.
Beruntung, petugas keamanan museum bertindak cepat dan segera mengamankan pelaku sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah. Hingga saat ini, pihak berwenang masih terus menyelidiki insiden tersebut, termasuk memeriksa kondisi kejiwaan pelaku dan latar belakang aksinya.
Tentara Terakota: Harta Karun Arkeologi Dunia
Tentara Terakota merupakan salah satu warisan budaya dan sejarah terbesar di dunia. Situs arkeologi ini berisi lebih dari 8.000 patung prajurit dan kuda tanah liat yang dibuat sekitar tahun 209 SM, sebagai penjaga makam Kaisar Qin Shi Huang, kaisar pertama yang menyatukan Tiongkok.
Patung-patung ini tidak hanya mencerminkan kehebatan militer masa lalu, tetapi juga menunjukkan keunggulan seni dan kerajinan tangan Tiongkok kuno. Tiap patung dibuat secara unik, mencerminkan perbedaan wajah, ekspresi, dan posisi tubuh para prajurit serta kuda yang menggambarkan hierarki militer saat itu.
Sejak ditemukan pada tahun 1974 oleh para petani lokal, Tentara Terakota langsung menarik perhatian dunia internasional. Bahkan, pada tahun 1987, UNESCO menetapkan situs ini sebagai bagian dari Warisan Dunia, memperkuat statusnya sebagai situs wisata dan sejarah yang sangat penting, tidak hanya bagi Tiongkok, tetapi juga dunia.
Museum Tetap Dibuka Meski Ada Insiden
Meski insiden ini cukup mengganggu, pihak museum menyatakan bahwa area pajangan tetap dibuka untuk umum. Salah satu staf museum mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa kegiatan wisata berjalan seperti biasa dan tidak ada penutupan area besar-besaran akibat kejadian tersebut.
Namun, museum akan meninjau ulang sistem keamanan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Mengingat nilai sejarah dan budaya yang tak ternilai dari Tentara Terakota, insiden seperti ini menjadi pengingat pentingnya perlindungan maksimal terhadap warisan budaya.
Reaksi Publik dan Pemerhati Budaya
Insiden ini memicu reaksi keras dari publik, terutama di media sosial Tiongkok seperti Weibo, di mana banyak netizen menyuarakan kemarahan atas tindakan pelaku. Tidak sedikit pula yang mempertanyakan bagaimana pengawasan keamanan museum bisa kecolongan terhadap aksi yang dapat mengancam kelestarian aset budaya bangsa.
Sementara itu, para pemerhati budaya dan sejarah internasional juga turut bersuara. Mereka mengingatkan bahwa Tentara Terakota merupakan peninggalan berharga yang tidak bisa digantikan, dan setiap kerusakan sekecil apa pun merupakan kehilangan besar bagi dunia arkeologi.
Pentingnya Perlindungan Warisan Dunia
Insiden ini memperlihatkan betapa pentingnya penguatan sistem keamanan dan edukasi pengunjung terhadap nilai sejarah sebuah situs budaya. Perlindungan terhadap warisan budaya dunia bukan hanya tugas satu negara, tetapi juga menjadi tanggung jawab kolektif komunitas internasional.
Keberadaan Tentara Terakota selama lebih dari dua milenium tidak hanya mencerminkan kejayaan kekaisaran Tiongkok di masa lalu, tapi juga menyampaikan pesan penting mengenai pencapaian manusia dalam seni, teknik, dan militer. Karena itu, pengelolaan dan perlindungan situs ini perlu dilakukan dengan standar tertinggi, termasuk pemeriksaan psikologis pengunjung jika diperlukan dalam kasus ekstrem.
Kejadian wisatawan melompati pagar dan merusak dua patung Tentara Terakota menjadi pengingat serius akan pentingnya menjaga dan menghormati peninggalan sejarah. Museum Tentara Terakota di Xi’an tetap menjadi destinasi wisata unggulan dan simbol kebanggaan Tiongkok, namun tantangan ke depan dalam menjaga keutuhan situs ini jelas semakin besar.
Dengan sistem keamanan yang diperketat dan kesadaran publik yang meningkat, diharapkan kejadian serupa tidak terulang, sehingga warisan dunia ini dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang.
markom Patitimes.com