100 Hari Kerja Agustina-Iswar, Ini Sejumlah Capaian yang Diraih

Semarang, Patitimes.com Kepemimpinan Agustina-Iswar sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang telah mencapai 100 hari kerja.

Dalam waktu 100 hari, ada berbagai program yang dicanangkan yang dirangkum dalam Program 100 Hari kerja Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Dimana program tersebut merupakan program prioritas yang menjadi implementasi visi misi Kota Semarang.

Pada tahun ini, Pemkot Semarang fokus pada peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.

Wali Kota Semarang, Agustina mengatakan bahwa Program 100 Hari menjadi langkah awal untuk mewujudkan visi besar.

“Program 100 Hari ini bukan hanya sekadar target jangka pendek, namun merupakan langkah awal yang terukur untuk mewujudkan visi besar kita. Kami berkomitmen untuk menghadirkan perubahan positif yang dirasakan langsung oleh seluruh warga Kota Semarang,” jelasnya.

Ada lima fokus utama dalam Program 100 Hari Kerja meliputi Semarang Bersih, Pendidikan yang Berkeadilan, Infrastruktur yang Terawat dan Merata, Semarang Sehat, dan Semarang Inklusif. Program tersebut dimulai sejak Februari hingga Mei 2025.

“Semarang Bersih” menyoroti pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, mengingat sampah yang masuk ke TPA Jatibarang mencapai 850 ton per harinya.

Program yang dihadirkan yaitu Gerakan Pilah Sampah yang berhasil diikuti 278.006 (48%) rumah tangga, pembentukan 1.074 unit bank sampah, dan melibatkan 35.411 sumber daya manusia.

“Upaya ini juga memunculkan side effect positif berupa perputaran ekonomi sekuler dari olah dan pilah sampah yang mencapai Rp570.233.661, serta berhasil mengelola 221.299 ton sampah,” jelasnya.

Tak hanya itu, Pemkot juga melakukan pengadaan 18 unit kontainer, 5 unit truk arm-roll, perbaikan 64 unit kontainer, pembangunan 3 TPS baru, dan perbaikan 12 TPS yang tersebar di berbagai lokasi.

Kemudian ada inovasi Gerakan Semut Mlampah di Semarang Utara, Gumregah di Banyumanik, lomba konten olah sampah di Semarang Barat, pengubahan sampah jadi BBM di Gunungpati, pengolahan sampah plastik jadi paving blok, hingga pembuatan aquarium dari galon bekas.

Kedua, “Pendidikan yang Berkeadilan” diwujudkan dengan penyaluran beasiswa untuk 2.649 siswa SD/MI, 1.129 siswa SMP/MTs, 468 siswa SMA/SMK/MA, serta 12 mahasiswa miskin berprestasi. Kasus ijazah tertahan juga telah diselesaikan dengan menyerahkan 374 ijazah dari 36 sekolah.

Kemudian peluncuran platform SPMB agar lebih transparan, pembagian 3.822 kartu Bus Gratis untuk siswa dan 5.087 kartu untuk mahasiswa ber-KTP Kota Semarang, hingga keringanan PBB untuk 35 sekolah swasta.

Program Sekolah Rakyat juga didukung dengan menyiapkan lahan 6,5 Ha di Kelurahan Rowosari.

Ketiga, “Infrastruktur yang Terawat dan Merata” diwujudkan dengan pemeliharaan jalan sepanjang 25,8 km, pemeliharaan 56 saluran kota dan sungai, pemeliharaan median, penanganan jembatan Srondol-Sekaran, dan pemeliharaan pedestrian.

Kemudian pemeliharaan dan pemasangan 1.245 lampu PJU, penanganan jalan lingkungan di 111 ruas, pembangunan sanitasi, rehab 60 RTLH dan pembangunan 1 rumah baru MBR, serta penanganan RTH dan TPU.

Keempat, “Semarang Sehat” diwujudkan dengan penambahan kuota Universal Health Coverage (UHC) dan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja rentan. Ada penambahan 30.864 peserta aktif UHC hingga Mei 2025. Serta 7.217 pekerja rentan telah terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan melalui program Pijar Semar.

Kelima, “Semarang Inklusif” diwujudkan dengan persiapan Rumah Inspirasi di 5 kecamatan dengan pendataan penyandang disabilitas dan pembentukan fasilitator untuk 9 layanan dasar.

Kemudian pembebasan biaya penggunaan 523 ruang publik di 16 kecamatan dan fasilitas rumah susun, serta memfasilitasi penggunaan aset kota untuk aktivitas masyarakat non-komersial.

“Kami akan terus memantau dan mengevaluasi program-program ini agar memberikan manfaat yang maksimal bagi seluruh warga Semarang. Ini baru permulaan, dan kami optimis dapat mewujudkan Semarang yang semakin hebat,” jelasnya. (Adv)