Patitimes.com– Perseteruan antara mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan penyanyi pop Taylor Swift kembali mencuri perhatian publik. Kali ini, Donald Trump melontarkan komentar bernada ejekan terhadap Taylor Swift melalui platform media sosial miliknya, Truth Social. Insiden ini langsung menjadi sorotan media nasional dan internasional, serta mengundang berbagai respons dari warganet.
Pada Jumat, 16 Mei lalu, Trump mengunggah sebuah postingan kontroversial di Truth Social yang berbunyi, “Has anyone noticed that, since I said ‘I HATE TAYLOR SWIFT,’ she’s no longer ‘HOT?’” atau dalam terjemahan bebasnya, “Adakah dari kalian yang sadar bahwa sejak saya berkata ‘SAYA BENCI TAYLOR SWIFT’, dia tidak lagi ‘SEKSI’?”
Pernyataan tersebut segera memicu perdebatan di media sosial. Banyak yang menilai pernyataan Trump bersifat misoginis dan tidak pantas, terutama datang dari seorang tokoh politik yang pernah menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. Namun, kubu Trump segera memberikan klarifikasi melalui juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt.
Menurut Leavitt, pernyataan Trump tersebut tidak merujuk pada penampilan fisik Taylor Swift, melainkan pada pengaruh pandangan politik sang musisi terhadap citra dan dukungan publik. “Dia berbicara soal pandangan politik Taylor Swift dan bagaimana pandangan tersebut berdampak pada dukungan publik Amerika terhadap pekerjaannya,” ujar Karoline, dikutip dari Hello Magazine.
Awal Mula Perseteruan Trump dan Taylor Swift
Perseteruan ini sebenarnya bukan kali pertama terjadi. Ketegangan antara Donald Trump dan Taylor Swift mulai muncul ke permukaan sejak September 2024 lalu, ketika Trump secara terbuka menyatakan kebenciannya terhadap Taylor. Hal ini terjadi tak lama setelah Swift menyatakan dukungan politiknya kepada kandidat wakil presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, dalam pemilu Presiden AS 2024.
Dukungan Taylor Swift kepada Kamala Harris membuat Trump bereaksi keras. Bahkan, sebelumnya Trump sempat membagikan sebuah video yang menggunakan teknologi AI (kecerdasan buatan) yang menampilkan Taylor Swift seolah-olah mendukungnya. Video tersebut dengan cepat diklarifikasi oleh Taylor melalui akun Instagram resminya, @taylorswift, di mana ia menyatakan bahwa video itu palsu dan ia tidak pernah memberikan dukungan kepada Trump.
Dalam unggahan tersebut, Taylor juga mengkritik penggunaan teknologi AI untuk tujuan manipulatif, sekaligus menegaskan kembali dukungannya kepada Kamala Harris dan Partai Demokrat. Hal ini memperkeruh hubungan antara Swift dan Trump yang memang sudah penuh ketegangan sejak lama.
Dari Pujian Jadi Sindiran
Menariknya, pada November 2023, Trump pernah memberikan pujian terhadap Taylor Swift. Dalam wawancara bersama Pemimpin Redaksi Variety, Ramin Setoodeh, Trump menyebut Taylor sebagai sosok yang sangat cantik dan berbakat. “Menurut saya, dia cantik, sangat cantik! Saya melihat dia sangatlah cantik. Menurut saya dia sosok yang liberal. Dia mungkin tidak menyukai Trump. Saya dengar, dia sangat berbakat. Menurut saya, dia sangat cantik, sebenarnya, cantik yang tidak biasa!” ujar Trump kala itu.
Namun, pujian tersebut tampaknya berubah menjadi sindiran tajam setelah Taylor menyatakan dukungannya kepada lawan politik Trump. Ejekan Trump soal Taylor yang “tak lagi hot” pun dianggap sebagai bentuk balasan emosional terhadap sikap politik sang musisi.
Kata “Hot” dan Kontroversinya
Perdebatan semakin panas karena penggunaan kata “hot” dalam postingan Trump. Dalam bahasa Inggris, kata “hot” memiliki banyak arti. Menurut Cambridge Dictionary, kata ini bisa berarti “panas”, “pedas”, “seksi”, atau “menjadi topik hangat”. Konteks pemakaian kata ini oleh Trump menjadi bahan perdebatan, apakah ia merujuk pada penampilan fisik Taylor, popularitasnya, atau aspek lainnya.
Namun, banyak kalangan menilai bahwa kalimat Trump tersebut bersifat merendahkan dan seksis, mengingat latar belakang Taylor sebagai perempuan berpengaruh dalam industri musik dan juga aktivis yang vokal menyuarakan isu-isu sosial.
Taylor Swift Masih Bungkam, Fokus Liburan dengan Travis Kelce
Hingga saat ini, Taylor Swift belum memberikan tanggapan resmi terkait unggahan terbaru Donald Trump. Menurut laporan E! Online, pelantun Anti-Hero ini tengah menikmati waktu liburan bersama kekasihnya, atlet NFL Travis Kelce, setelah menyelesaikan rangkaian konser The Eras Tour pada akhir 2024 lalu.
Meskipun bungkam, publik menantikan apakah Taylor akan kembali memberikan klarifikasi atau respons seperti yang ia lakukan terhadap video AI sebelumnya. Diketahui, Taylor selama ini dikenal sebagai sosok yang tidak ragu menyuarakan pendapatnya, baik dalam isu politik maupun sosial.
Perseteruan antara Donald Trump dan Taylor Swift bukan sekadar konflik antara dua figur publik, tetapi juga mencerminkan dinamika politik dan budaya pop di Amerika Serikat. Di tengah era digital dan pemilu yang semakin dekat, konflik ini tampaknya masih akan terus menjadi sorotan publik. Apakah ini akan memengaruhi opini pemilih muda? Hanya waktu yang bisa menjawab.
markom Patitimes.com