PSSI Rekrut Simon Tahamata sebagai Kepala Pemandu Bakat

Patitimes.com– Pada Kamis (22/5) lalu, PSSI resmi mengumumkan perekrutan Simon Tahamata sebagai Kepala Pemandu Bakat atau Head of Scouting untuk sepak bola nasional. Dengan pengalaman dan rekam jejak yang panjang di dunia sepak bola, terutama dalam pengembangan pemain muda, Simon Tahamata diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan untuk kemajuan sepak bola Indonesia di masa depan.

PSSI Sambut Simon Tahamata dengan Antusias

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan rasa antusiasme yang tinggi terhadap kedatangan Simon Tahamata dalam keluarga besar PSSI. “Kami sangat antusias menyambut Simon Tahamata dalam keluarga besar PSSI. Pengalaman dan keahliannya dalam pengembangan pemain muda akan menjadi aset berharga dalam perjalanan kami menuju panggung dunia,” ungkap Erick Thohir dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan PSSI.

Simon Tahamata akan bekerja sama dengan sejumlah legenda sepak bola dunia yang kini menjabat sebagai staf teknis, seperti Patrick Kluivert, Gerald Vanenburg, dan Nova Arianto. Bersama-sama, mereka akan berfokus untuk mengembangkan potensi sepak bola Indonesia, terutama dalam hal pembinaan pemain muda yang memiliki kualitas dan potensi besar.

Kolaborasi dengan Patrick Kluivert dan Tim Pelatih PSSI

Sebagai Kepala Pemandu Bakat, Simon Tahamata akan berperan penting dalam proses pemilihan dan pengembangan talenta muda Indonesia. “Pertama, terima kasih atas semua pesan yang baik yang saya terima. Saya menantikan bekerja bersama coach Patrick Kluivert dan staf teknis lainnya di Indonesia,” kata Simon Tahamata dalam sambutannya.

Keberadaan Simon Tahamata di tim teknis PSSI ini diharapkan akan mempercepat proses pencarian dan pengembangan bakat-bakat muda yang bisa bersaing di level internasional. Kolaborasi antara Simon dan Patrick Kluivert, mantan pemain Timnas Belanda yang juga memiliki pengalaman luas dalam dunia sepak bola, diyakini akan memperkaya sistem pembinaan pemain di Indonesia.

Profil Simon Tahamata: Rekrutan Berdarah Maluku yang Berpengalaman

Simon Tahamata, yang lahir di Vught, Belanda, pada 26 Mei 1956, memiliki garis keturunan Maluku. Latar belakang budaya yang kental dengan tradisi sepak bola Belanda memberikan Simon perspektif unik dalam melatih dan mengembangkan pemain muda. Meskipun lahir dan besar di Belanda, darah Maluku yang mengalir dalam dirinya menjadi simbol koneksi yang kuat dengan Indonesia.

Sebelum terjun ke dunia kepelatihan, Simon Tahamata adalah seorang pemain sepak bola profesional yang memperkuat Timnas Belanda dari 1979 hingga 1986. Sepanjang karier internasionalnya, Simon Tahamata tampil dalam 22 pertandingan bersama tim nasional Belanda. Kiprah Simon di level internasional memberikan pengalaman dan wawasan luas tentang dunia sepak bola yang akan sangat berguna dalam perannya sebagai Kepala Pemandu Bakat.

Di level klub, Simon Tahamata memiliki karier yang sangat berwarna. Ia pernah memperkuat sejumlah klub besar di Eropa, antara lain Ajax Amsterdam, Standar Liege, Feyenoord, Beerschot, dan Germinal Ekeren. Dari 1976 hingga 1996, Simon bermain di beberapa klub top Eropa dan mencatatkan berbagai prestasi bersama tim-tim yang dibelanya.

Karier Kepelatihan Simon Tahamata

Setelah pensiun dari dunia sepak bola sebagai pemain, Simon Tahamata melanjutkan kariernya sebagai pelatih, terutama dalam pengembangan usia muda. Ia menjadi pelatih di beberapa klub ternama, termasuk Ajax Amsterdam, Standar Liege, Beerschot, dan Al Ahli. Keahlian Simon dalam membimbing dan melatih pemain muda menjadikannya sosok yang sangat dihormati di dunia sepak bola.

Simon juga dikenal sebagai pendiri Simon Tahamata Soccer Academy, sebuah akademi sepak bola yang bertujuan untuk membentuk pemain-pemain muda dengan kualitas internasional. Akademi ini berfokus pada pengembangan teknik dasar, taktik, serta mentalitas yang dibutuhkan oleh pemain untuk bersaing di level profesional.

Pada 2024, Simon memutuskan untuk meninggalkan Ajax Amsterdam, di mana ia menjabat sebagai pelatih akademi. Keputusan ini menandai berakhirnya perjalanan panjang Simon di Ajax, sebuah klub yang telah membentuknya sebagai seorang pelatih berkompeten. Saat mengucapkan selamat tinggal pada Ajax, Simon mendapatkan sambutan hangat dari para suporter yang menghargai dedikasinya dalam pengembangan sepak bola muda.

Mengapa PSSI Memilih Simon Tahamata?

Perekrutan Simon Tahamata sebagai Kepala Pemandu Bakat oleh PSSI tentu bukan tanpa alasan. PSSI membutuhkan sosok yang memiliki pengalaman dan pemahaman mendalam mengenai sepak bola Eropa, serta keterampilan dalam mendeteksi dan mengembangkan pemain muda berbakat. Pengalaman panjang Simon sebagai pemain profesional dan pelatih di level internasional menjadikannya pilihan yang sangat tepat untuk memperkuat tim pelatih PSSI.

Sebagai seorang yang berpengalaman di dunia sepak bola Eropa, Simon juga memiliki wawasan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi kompetisi internasional. Dengan pengalaman kerja di berbagai klub top Eropa, Simon memahami betul bagaimana proses pembinaan pemain muda dilakukan di negara-negara dengan tradisi sepak bola yang kuat. Hal ini menjadi modal penting dalam upaya PSSI untuk membawa sepak bola Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.

Tantangan dan Harapan untuk Sepak Bola Indonesia

Tantangan terbesar yang dihadapi oleh Simon Tahamata di Indonesia adalah memperkenalkan dan mengimplementasikan metode pelatihan yang sudah terbukti efektif di Eropa. Dalam waktu yang singkat, ia diharapkan bisa beradaptasi dengan budaya sepak bola Indonesia dan membantu PSSI mengidentifikasi bakat-bakat muda di seluruh pelosok tanah air.