5 Mitos Terkait Stroke yang Bisa Membahayakan Kesehatan Anda

Patitimes.comStroke adalah salah satu kondisi medis yang dapat mengancam nyawa dan sering kali meninggalkan dampak jangka panjang pada penderitanya. Meskipun stroke sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas, masih banyak mitos yang beredar mengenai penyakit ini. Mitos-mitos ini bisa menyebabkan kebingunguan, ketakutan yang tidak perlu, dan bahkan penanganan yang terlambat.

Untuk membantu Anda lebih memahami mengenai stroke, mari kita ungkap 5 mitos tentang stroke yang perlu Anda ketahui dan kebenarannya.

1. Stroke Hanya Terjadi pada Orang Tua

Mitos: Banyak yang percaya bahwa stroke hanya menyerang orang yang lebih tua, terutama mereka yang berusia di atas 60 tahun.

Fakta: Meskipun usia merupakan faktor risiko utama, stroke dapat menyerang siapa saja, bahkan orang yang masih muda. Faktanya, sekitar 10% dari kasus stroke terjadi pada orang di bawah usia 45 tahun. Gaya hidup yang tidak sehat, tekanan darah tinggi, merokok, diabetes, dan faktor genetik dapat mempengaruhi seseorang untuk terkena stroke meskipun mereka masih muda.

Penting untuk selalu menjaga gaya hidup sehat, seperti mengontrol tekanan darah dan menghindari kebiasaan buruk untuk mengurangi risiko stroke, terlepas dari usia.

2. Stroke Tidak Bisa Dicegah

Mitos: Ada anggapan bahwa stroke adalah penyakit yang tidak dapat dicegah, karena faktor penyebabnya seperti usia atau genetik tidak bisa dihindari.

Fakta: Sebenarnya, stroke dapat dicegah dengan gaya hidup yang sehat. Beberapa faktor risiko stroke dapat dikendalikan melalui perubahan gaya hidup. Menjaga pola makan yang sehat, rutin berolahraga, tidak merokok, serta mengelola stres dan kadar kolesterol dapat mengurangi risiko terkena stroke. Bagi penderita hipertensi dan diabetes, pengobatan dan pemantauan rutin sangat penting untuk mencegah komplikasi yang bisa menyebabkan stroke.

Pencegahan dini adalah kunci untuk mengurangi kemungkinan seseorang mengalami stroke.

3. Hanya Penderita Hipertensi yang Berisiko Stroke

Mitos: Hipertensi atau tekanan darah tinggi memang menjadi faktor risiko utama stroke, sehingga banyak orang beranggapan hanya mereka yang memiliki tekanan darah tinggi yang berisiko terkena stroke.

Fakta: Walaupun hipertensi adalah faktor risiko utama, ada banyak faktor lain yang juga bisa meningkatkan risiko stroke. Merokok, diabetes, pola makan tidak sehat, obesitas, dan riwayat keluarga dengan penyakit jantung juga dapat meningkatkan risiko stroke. Bahkan, stroke iskemik yang sering terjadi pada penderita diabetes dapat berkembang tanpa gejala hipertensi yang jelas.

Menjaga pola hidup sehat dengan diet yang baik, menghindari kebiasaan merokok, dan menjaga berat badan ideal adalah langkah-langkah penting dalam pencegahan stroke.

4. Jika Terserang Stroke, Tidak Ada Harapan untuk Pemulihan

Mitos: Banyak orang yang percaya bahwa setelah seseorang terkena stroke, pemulihannya sangat terbatas atau bahkan tidak ada harapan untuk sembuh.

Fakta: Ini adalah mitos yang sangat keliru. Meskipun stroke dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, pemulihan stroke sangat mungkin, terutama jika ditangani dengan cepat dan tepat. Terapi fisik, terapi bicara, dan terapi okupasi adalah bagian dari proses pemulihan yang bisa membantu pasien stroke untuk kembali berfungsi lebih baik.

Bahkan, banyak pasien stroke yang menunjukkan perbaikan luar biasa setelah mengikuti program rehabilitasi yang intensif. Semakin cepat penanganan medis dimulai, semakin besar peluang untuk pemulihan.

5. Stroke Hanya Terjadi Karena Pembuluh Darah yang Tersumbat

Mitos: Banyak yang menganggap stroke hanya disebabkan oleh pembuluh darah yang tersumbat, padahal itu hanya salah satu jenis stroke.

Fakta: Ada dua jenis utama stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah yang membawa darah ke otak tersumbat oleh gumpalan darah atau aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Namun, stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan pendarahan.

Stroke iskemik memang lebih umum terjadi, namun stroke hemoragik juga bisa terjadi pada individu yang memiliki tekanan darah tinggi atau kondisi medis tertentu. Masing-masing jenis stroke memerlukan penanganan yang berbeda.

Mitos seputar stroke sering kali menyebabkan kesalahpahaman yang bisa berujung pada penanganan yang terlambat atau keliru. Untuk mencegah stroke, penting bagi setiap individu untuk memahami faktor risiko dan bagaimana mengelola kesehatannya dengan baik. Jika Anda merasa memiliki risiko tinggi terkena stroke, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran yang lebih tepat.

Jangan lupa bahwa pemulihan dari stroke bukanlah akhir dari segalanya. Dengan dukungan medis yang tepat dan semangat pemulihan yang kuat, banyak pasien stroke dapat kembali menjalani hidup mereka dengan kualitas yang baik. Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda menunjukkan gejala stroke, segera cari pertolongan medis, karena penanganan yang cepat sangat penting untuk meminimalisir kerusakan.