Patitimes.com– Harga minyak mentah tercatat mengalami sedikit kenaikan pada penutupan perdagangan Jumat (25/4), namun secara keseluruhan, harga minyak mengalami penurunan mingguan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ekspektasi pasar mengenai kelebihan pasokan minyak global dan ketidakpastian terkait pembicaraan tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Kenaikan Tipis Harga Minyak Mentah
Dilansir dari Reuters pada Senin (28/4), harga minyak mentah Brent ditutup naik 32 sen menjadi USD 66,87 per barel. Namun, meskipun ada kenaikan kecil pada penutupan hari Jumat, harga minyak Brent tercatat mengalami penurunan sebesar 1,6 persen selama minggu tersebut. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami kenaikan tipis, naik 23 sen menjadi USD 63,02 per barel, meski turun 2,6 persen secara mingguan.
Menurut analis Saxo Bank, Ole Hansen, pedagang di pasar saat ini tidak memperkirakan akan terjadi kenaikan harga minyak mentah dalam jangka pendek. Hal ini disebabkan oleh ketegangan yang terus berlanjut dalam perang dagang antara AS dan China, dua konsumen utama minyak global. Selain itu, spekulasi bahwa OPEC+ dapat mempercepat peningkatan produksi minyak mulai bulan Juni juga menambah tekanan pada harga minyak.
Ketidakpastian Pasar dan Kelebihan Pasokan
Awal bulan ini, harga minyak sempat mengalami penurunan tajam dan mencapai posisi terendah dalam empat tahun terakhir. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran investor terkait permintaan minyak global yang lebih lemah akibat perang dagang yang sedang berlangsung, serta aksi jual yang terjadi di pasar keuangan.
Beberapa anggota OPEC+ telah menyarankan agar organisasi tersebut mempertimbangkan untuk mempercepat peningkatan produksi minyak pada bulan Juni. Hal ini berpotensi menambah pasokan minyak global, yang bisa menekan harga lebih lanjut.
Namun, meskipun ada beberapa upaya untuk meningkatkan pasokan minyak, situasi geopolitik yang tidak stabil juga berperan dalam ketidakpastian pasar. Misalnya, berakhirnya perang di Ukraina dapat membuka peluang untuk lebih banyak minyak Rusia masuk ke pasar global, yang berpotensi menambah pasokan minyak mentah.
Perkembangan Perang Dagang AS-China
Selain masalah pasokan, ketidakpastian mengenai hubungan perdagangan antara AS dan China juga turut mempengaruhi harga minyak. Sebelumnya, China telah mengecualikan beberapa impor AS dari tarif tinggi, yang menandakan adanya kemungkinan meredanya ketegangan dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut. Meskipun demikian, China dengan cepat menanggapi bahwa negosiasi antara kedua negara tersebut belum menunjukkan kemajuan yang signifikan, sehingga ketidakpastian tetap menyelimuti pasar.
Harga Komoditas Lainnya: CPO, Batu Bara, Nikel, dan Timah
Selain harga minyak, komoditas lain seperti CPO (Crude Palm Oil), batu bara, nikel, dan timah juga menunjukkan pergerakan harga yang signifikan. Harga CPO, misalnya, terpantau mengalami kenaikan. Berdasarkan data dari Barchart, harga CPO untuk kontrak Mei 2025 naik sebesar 0,10 persen menjadi MYR 4.139 per ton. Kenaikan harga CPO ini mencerminkan permintaan yang stabil, terutama dari negara-negara penghasil minyak kelapa sawit utama.
Sementara itu, harga batu bara justru mengalami penurunan. Berdasarkan Barchart, harga batu bara untuk kontrak April 2025 turun sebesar 0,05 persen menjadi USD 93,75 per ton. Penurunan harga batu bara ini disebabkan oleh fluktuasi permintaan dan pasokan yang terjadi di pasar global, meskipun tetap ada permintaan yang cukup tinggi dari beberapa negara pengimpor utama.
Harga nikel juga tercatat mengalami penurunan. Berdasarkan data dari London Metal Exchange (LME), harga nikel turun 1,74 persen menjadi USD 15.545 per ton. Penurunan harga nikel ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk ketidakpastian terkait permintaan global dan kebijakan industri.
Sementara itu, harga timah mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Berdasarkan data LME, harga timah naik 0,68 persen menjadi USD 31.980 per ton. Kenaikan harga timah ini dipengaruhi oleh permintaan yang stabil, terutama dari sektor elektronik dan kendaraan listrik.
Harga minyak mentah mengalami sedikit kenaikan pada penutupan perdagangan Jumat (25/4), namun tetap mengalami penurunan mingguan. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang dagang antara AS dan China, serta spekulasi terkait peningkatan produksi OPEC+, menjadi faktor utama yang menekan harga minyak. Sementara itu, komoditas lain seperti CPO, batu bara, nikel, dan timah menunjukkan pergerakan yang beragam, dengan harga CPO dan timah mengalami kenaikan, sementara harga batu bara dan nikel cenderung menurun.
Ketidakpastian pasar global, termasuk faktor geopolitik dan kebijakan perdagangan, tetap menjadi pengaruh besar terhadap pergerakan harga komoditas, dan investor harus memperhatikan perkembangan tersebut untuk membuat keputusan yang bijak.
markom Patitimes.com