Pati, patitimes.com – Tambang yang berada di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati perlu dikaji secara mendalam. Hal itu disampaikan Ketua Jaringan Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), Gunretno.
Dia mengungkapkan bahwa dirinya pernah diundang oleh Presiden Republik Indonesia untuk memaparkan kondisi Pegunungan Kendeng.
“Pernah diundang Presiden bahwa ada dilakukannya kajian lingkungan hidup strategis. Jadi ketika menetapkan peruntukan suatu kawasan ini berdasarkan data dukung dan daya tampung lingkungan yang ada,” kata Gunretno.
Dia berujar bahwa Pegunungan Kendeng merupakan tempatnya air. Keberadaan tambang, tambah dia, akan mendatangkan bencana terus menerus. Salah satunya saat masuk musim hujan, dapat mendatangkan banjir bandang. Sebaliknya, saat musim kemarau debit air berkurang.
“Faktanya mendatangkan bencana semua, kalau situasi sekarang ini kalau ada hujan satu jam airnya sudah buntek (coklat) dan itu mempercepat sedimentasi, kalinya dadi dangkal (sungainya menjadi dangkal),” jelasnya.
Terlebih, bencana tanah longsor telah terjadi di Desa Kedungwinong, Kecamatan Sukolilo pada Sabtu, (29/2/2025).
Pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati dapat menindak tegas tambang ilegal serta melakukan pengkajian lebih dalam.
“Kondisi kendeng ini adalah jawaban 24 tahun yang lalu kami mengingatkan pemerintahan Pati. Bahwa Kendeng ini adalah omahe banyu (tempatnya air). Perlu diketahui juga ini penyerap CO2 (penyerap karbon) berapa harga karbon,” pungkasnya. (*)